Mohon tunggu...
Ibnu Azka
Ibnu Azka Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis dan Mahasiswa Pascasarjana UIN SUNAN KALIJAGA

Mencoba Hidup Lebih Berarti

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

"Berpuasa Hanya Untuk Orang Beriman, Bukan Muslim"

26 Maret 2023   03:15 Diperbarui: 26 Maret 2023   03:33 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Perintah berpuasa pada bulan ramadhan selalu diulang-ulang disampaikan para muballig setiap ceramah tarwih, atau bahkan seminggu sebelum masuknya bulan ramadhan. Perintah tersebut ada di Q.S Al-Baqarah ayat 183 yang terjemahannya "Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Perintah tersebut seringkali dipahami oleh Muslim di seluruh dunia sebagai sebuah kewajiban, padahal perintah tersebut hanya untuk orang-orang beriman, artinya bahwa sejatinya muslim bukan hanya identitas, tetapi keyakinan, ucapan dan perbuatan yang mengkristal dalam diri yang disebut sebagai iman, secara umum banyak dari umat muslim hanya berislam namun belum tentu beriman. Kendati banyak orang yang mengaku Muslim, namun kenyataannya banyak mengingkari perintah berpuasa atau bahkan hanya menjalankan puasa sekadar menahan lapar dan haus. Maka benarlah hadist yang di sampaikan Nabi Muhammad saw, "Betapa banyak orang yang berpuasa pada bulan ramadhan, tapi tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan dahaga" (H.R Ath-Thabrani).

Bagi umat muslim yang beriman tentu akan memaknai perintah berpuasa tidak sekadar menahan lapar dan haus, melainkan ladang amal, penggugur dosa serta ruang intropeksi diri. Umat muslim yang beriman meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan pada bulan ramadhan akan dilipat gandakan oleh Allah swt, amalan-amalan sunnah yang diperbanyak, mengurangi tidur memperbanyak amalan, sedikit makan banyak berbagi dan mengoptimalkan siang dan malam sebagai bentuk penghambaan. Lalu, siapa saja mereka yang hanya berislam tapi tidak beriman ? yaitu orang-orang yang terindikasi beragama Islam namun tidak menjalankan perintah Al-Qur'an, orang-orang yang beriman selalu di cirikan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, jika mendengar ayat suci Al-Qur'an dia akan gemetar hatinya yang menyebabkan imannya semakin tumbuh, dan segala perbuatannya selalu mendorong terhadap nilai-nilai kebaikan.

Dalam konteks keimanan, Al-Qur'an sendiri sudah menjelaskan bahwa ada 3 ciri utama orang yang menerima Al-Qur'an sebagai petunjuk. Pertama, mereka disebut sebagai Zolimun Linafsih, yaitu orang-orang yang menyakini Allah, percaya kebenaran Al-Qur'an, tetapi mereka selalu melanggar perintah Allah. Kedua, Muqtasid yaitu orang-orang yang  meyakini kebenaran Al-Qur'an dan Allah, namun menjalankan perintah sesuai keinginannya saja. Sebagai contoh, dia meyakini perintah shalat, puasa dan zakat. Namun, enggan melaksanakan haji, atau ibadah lainnya yang dianggap tidak sesuai keinginannya. Artinya golongan ini dikategorikan sebagai orang fasik, ibadahnya jalan tetapi maksiatnya juga jalan. Kemudian yang terakhir yaitu golongan Sabiqun Bil-khairat, mereka adalah orang-orang yang beriman dan berislam secara kaffah, mengakui adanya Allah dan kebenaran Al-Qur'an serta menjalankan segala perintahnya tanpa memilah ayat yang sesuai dengan kepentingan pribadinya. Ke 3 golongan tersebut dapat dilihat dalam Q.S Al-Fatir ayat 32 yang menjelaskan tentang karakteristik orang yang menerima Al-Qur'an sebagai petunjuk.

Dari ketiga golongan tersebut, kita bisa mengklasifikasikan bahwa pada dasarnya manusia dalam menerima kebenaran Al-Qur'an berbeda-beda, hal tersebutlah yang menjadi dasar argumentasi dalam tulisan ini yang menyebut bahwa sejatinya perintah berpuasa hanya bagi orang yang beriman, karena hanya merekalah yang terpanggil dari hati untuk senantiasa menjalankan ibadah semata mengharap ridho dan meraih ketakwaan dari Allah swt. Karena bukti keimanan seseorang, dapat di ukur dari seberapa besar ketaatannya dalam menyembah Allah swt.

 Wallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun