Mohon tunggu...
Muhammad Syamsuddin
Muhammad Syamsuddin Mohon Tunggu... -

Sedang belajar membaca ide dan menuliskannya.\r\n|| \r\nSumber gambar: http://en.wikipedia.org/wiki/Shams_Tabrizi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[Seri Islam #14]: Memancing Rasa Syukur dengan Mengagungkan Allah

4 Juli 2014   16:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:31 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memancing rasa syukur dengan mengagungkan Allah

­­­

Cukupkah ekspresi rasa syukur seseorang diungkapkan melalui kata-kata dan acara makan-makan saja?

Mungkin kita pernah menyaksikan acara syukuran yang diisi dengan pengajian dan makan-makan. Itu lazim terjadi dimana-mana. Acara ini terlihat seperti amal baik yang sedang diselenggarakan oleh tuan rumah. Namun ketika saat suara adzan dikumandangkan dari masjid terdekat ternyata acara tetap berlangsung dan hanya beberapa orang saja yang merespon dengan pergi ke masjid untuk shalat berjamaah. Shalat berjamaah di masjid adalah ekspresi kepatuhan jamaah kepada Allah atas panggilanNya. Tuan rumah sendiri tidak turut pergi ke masjid dan tetap sibuk mengurusi acaranya.

Bila panggilan Allah ini sengaja diabaikan dan prioritasnya untuk mendapat perhatian lebih rendah dari acara syukuran, maka apakah sebetulnya acara syukuran ini masih bisa mengekspresikan rasa syukur sang tuan rumah kepadaNya?

Rasa syukur baru akan bisa muncul kalau kita secara konsisten selalu mengagungkan Allah dalam perilaku kesehariannya, termasuk dalam acara syukuran. Inilah ajaran Al-Qur'an yang mengatakan hal tersebut:

~ "..... dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Al-Baqarah: 185)

Potongan ayat Al-Qur'an ini memperlihatkan kriteria tunggal untuk ekspresi rasa syukur, yaitu pengagungan kepada Allah.

Pengagungan kepada Allah sendiri banyak ragamnya. Semua amal baik yang kita kerjakan dengan ikhlas karena Allah akan berupa ungkapan pengagungan kepada Allah. Namun bila panggilan Allah lewat adzan tiba, maka langkah seseorang pergi ke masjid untuk shalat berjamaah akan menempati prioritas perhatian yang paling utama. Ada hadis nabi Muhammad Saw yang bernada keras kepada orang-orang yang tidak mau shalat berjamaah di masjid yang disimbolkan dengan ungkapan seolah rumahnya akan dibakar.

Jadi rupanya tidak cukup ekspresi rasa syukur seseorang diungkapkan hanya melalui kata-kata dan acara makan-makan saja. Harus ada komponen utama berupa kekonsistenan upaya pengagungan kepada Allah dalam kesehariannya untuk memancing rasa syukur kepadaNya. Wallahu'alam.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam dari Bandung.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun