Mohon tunggu...
Ian Kassa
Ian Kassa Mohon Tunggu... Freelancer - Merdeka dalam berpikir.

Percaya bahwa tak ada eksistensi tanpa perbedaan. Serta percaya pada proses, bukan pada mitos.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Coki, Agnostik, dan Moralitas

5 September 2021   07:17 Diperbarui: 5 September 2021   07:20 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu lalu (1/9), akibat penyalahgunaan narkoba jenis sabu, Coki Pardede diciduk polisi. Netizen heboh seketika. Sampai saat ini nama Coki ramai terpampang di beranda-beranda sosial media. 

Wajar saja, Coki memang cukup dikenal. Ia merintis karir melalui kanal komedi. Panggung Stand Up Komedi Season 4 yang diikutinya berhasil mendongkrak nama dan karirnya.

Ketenaran Coki tidak berhenti sampai di situ. Komedian ini juga dikenal akibat berkali-kali mengundang kontroversi. Di tahun 2018, bersama Tretan Muslim, dalam acara yang bertajuk The Last Hope Kitchen. 

Coki berkelakar, "bagaimana jika sari-sari kurma masuk ke pori-pori (daging babi), apakah cacing pitanya jadi mualaf?" Ujar Coki tertawa-tawa. Kelakar Coki ini menuai respon negatif dari sebagian ummat Islam Indonesia. Coki dituding menistakan agama.

Materi komedi Coki lebih kepada dark comedy. Materi ini memang erat dengan jokes bernada satire. Tak jarang humor-humornya menyerempet ke agama. Ada yang tertawa terhibur mendengarnya, namun tak sedikit pula yang mendidih otaknya sebab menilai bahwa, agama tidak semestinya menjadi objek komedi.

Sisi lain dari Coki yang cukup banyak menyita perhatian publik adalah, posisinya sebagai Agnostik. Secara terbuka, Coki menyatakan bahwa ia adalah seorang agnostik. 

Sebuah posisi filosofis yang menunda percaya mengenai eksistensi Tuhan. Posisi agnostik hanya berbeda tipis dengan Ateis. Jika ateis dengan tegas menyatakan tuhan tidak ada. Alasannya, tak ada bukti yang valid dan objektif akan keberadaan tuhan.

Sedangkan agnostik lebih kepada sikap 'tidak mengetahui' akan keberadaan tuhan. Sikap inilah yang membuat orang-orang agnostik menunda percaya sampai dikemudian waktu ada bukti objektif bahwa, tuhan itu memang ada. Inilah posisi Coki Pardede. Coki secara tegas menyatakan diri seorang agnostik.

Ketika Coki disambangi polisi di kediamannya, dan kemudian diamankan karena terbukti mengkonsumsi narkoba jenis sabu, tak sedikit netizen yang menilai bahwa, Coki terkena azab dari tuhan akibat meragukan eksistensi-Nya. 

Ada pula yang menyebut penangkapan Coki wajar. Orang yang meragukan keberadaan tuhan dinilai sudah pasti tidak bermoral. Ia bebas melakukan apa saja, termasuk mengkonsumsi sabu-sabu. Toh, baginya tuhan itu belum tentu ada. Begitu kiranya penilaian sebagian netizen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun