Mohon tunggu...
Ianawati shaleha
Ianawati shaleha Mohon Tunggu... Freelancer - Pebisnis herbal dan penulis

Pebisnis herbal HNI HPAI, Penulis buku Antologi cahaya hijrah,

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid-19 Mencengkeram Dunia, Hanya... Selain Indonesia

12 Februari 2020   22:46 Diperbarui: 12 Februari 2020   23:20 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jabar.tribunnews.com

Begitulah mungkin yang sedang berkecamuk dalam jiwa saya, antara rasa penasaran, kekhawatiran dan kepasrahan. Yup! mirip nano nano, rame rasanya! Rumor yang beredar sudah ada seorang yang positif suspect corona di sebuah rumah sakit Sidoarjo, seorang TKW sepulang dari Hongkong. Karena informasi ini saya dapatkan dari beberapa narasumber yang berbeda, lalu saya coba krosscek lewat mbah google, yeah! ternyata tidak terbukti, negatif! hoaks ternyata.

Begitu pula informasi satu keluarga WNI  di kepri, batam yang baru pulang dari Singapura yang dikira suspect corona, lagi lagi terbantahkan.               Semenjak wabah virus corona menyebar, hingga melewati batas kota bahkan lintas negara, sampai tulisan ini hadir belum ada sama sekali warga Indonesia yang terdeteksi suspect positif virus corona jenis baru tersebut.

Saya sebagai bangsa Indonesia bolehlah sedikit bersyukur dengan fenomena aneh ini, bagaimana tidak? Mengingat hubungan Indonesia dengan China yang cukup mesra sebelumnya,  tentu saja potensi penularan tak bisa dinafikan, dengan kerja sama dalam bidang ekonomi dan pariwisata khususnya, bukan tidak mungkin akses warga china ke Indonesia sangat terbuka lebar bukan?

Hal sederhana namun sensitif semisal masuknya sekian banyak TKA China maupun wisatawan China yang sempat mengalami penolakan warga Sumatera barat bukankah merupakan peluang masuknya virus ganas tersebut?

Atau, masih tetapnya Indonesia impor produk bawang putih karena permintaan pasar yang masih tinggi di Indonesia.

Demikian pula informasi pada akhir bulan Januari terdapat 18 kasus pasien yang mendarat di Bali, beberapa orang WNA dari Tiongkok, Amerika dan Australia yang pada akhirnya Kepala Dinas Kesehatan Bali dr. Ketut Suarjaya menyatakan ke 18 kasus tersebut tidak ada yang suspect positif corona.

Terdapat empat Pemda yang memulangkan putera daerahnya yang berstatus mahasiswa di negeri Tirai Bambu, tanpa melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat.

Hal ini dikhawatirkan jika tanpa melalui prosedur yang berlaku seperti pemberlakuan karantina selama dua minggu, tak akan diketahui apakah mahasiswa tersebut terindikasi suspect positif  virus corona atau bukan. Namun pemerintah daerah setempat bisa menjamin kalau warganya tidak terpapar virus mematikan tersebut.

Lagi-lagi saya harus bersyukur, abaikan beberapa stigma negatif yang muncul pada negeri ini.

Pertama ada anggapan bahwa negara sengaja menyembunyikan kasus ini, untuk menghindari kepanikan warga.
It's ok, seandainya aggapan ini benar saya rasa pemerintah sudah melakukan hal yang semestinya, karena hal ini mampu meredam gejolak kepanikan, bisa dibayangkan effeknya bukan?

Histeris dimana mana, alih alih fokus pada persoalan dan menyelesaikan masalah. kadangkala reflek otomatis otak manusia yang suka mendramatisasi keadaan makin memperparah keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun