Mohon tunggu...
Sapriansyah
Sapriansyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Iklim Komunikasi Antar Budaya

4 Februari 2016   07:52 Diperbarui: 4 Februari 2016   07:58 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

            Konsep iklim komunikasi terbanyak digunakan dalam studi komunikasi massa ( lihat : The Mass Media and the Public Sphere, John Keane, 1998 ). John Keane dalam tulisannya berjudul “Structural Transformations of the publc Sphere” mengtakan bahwa kita hidup dalam satu ruang dan waktu. Disana hidup pula sejumlah atau seorang yang karena kekuasannya menetukan pemanfatan ruang dan waktu bagi orang lain. Dalam studi-studi komunikasi massa di kenal pengaruh “ke kuasaan”. Untuk mengatur ruang dan waktu komunikasi, pengaturan itu sangat berkaitan erat dengan ideology sebuah Negara ( lihat : Siebert, tentang “Empat Teori Pers”).

            Dalam Negara yang otoriter dan komunis, komunikasi massa berada di bawah pengaturan ( bahkan cengkeraman ) Negara yang ditandai oleh hegemoni Negara atas struktur dan fungsi media mulai pada tingkat pusat, regional maupun darah. Dampak dari kekuasaan atas ruang dan waktu seperti itu antara lain adalah tidak berkembangnya media massa dinegara tersebut, sementara kekuasaan sangat berpengaruh terhadap pola isi media. Media merupakan alat kekuasaan atau aat partai, media tak boleh menggambarkan ciri-ciri khs daerah dan suku bangsa karena hal itu dianggap mengancam kedaulatan Negara.

            Gambaran di atas menunjukkan bahwa iklim komunikasi di konstruk sebagai situasi, kondisi, suasana yang melibatkan perasaan atau suasana hati dn batin bagi berlngsungnya aktivitas semua bentuk komunkasi. Memang, pembahasan tentang iklim komunikasi dapat ditafsirkan sebagai suatu uraian tentang bagamana atau sejauh mana pengaruh iklim terhadap komunikasi. Dalam artian yang sempit mungkin orang akan berpikir iklim komunikasi adalah sebuah penjelasan tentang pengaruh keadaan bahwa (suhu, kelembaban, peraanan, hujan, dan sinar matahari) terhadap kegiatan komunikasi antar manusia pada sutu daerah dalam jangka waktu yang agak lama.

            Jadi iklim komunikasi lebih berkaitan erat dengan situasi, kondisi, suasana psikologis (hati dan batin) yang berpengaruh terhadap interaksi/relasi sosial yang terjadi antarpribadi komunikasi dalam kelompok dan organisasi, serta komunikasi public dan komunikasi massa.

IKLIM KOMUNIKASI                                                       KONTEKS KOMUNIKASI

Suasana psikologi dan                                                   aktivitas komunikasi antarpribadi.

Sosial dari individu                                                        kelompok organisasi, public

                                                                                   Dan massa.

A.   Perasaan positif terhadap komunikan

          Suatu proses komuniksi di katakana berada dalam suatu iklim komunikasi yang sehat jika komunikator meniptakan perasaan positif terhadap komunikan. Caranya? Anda sedapat mungin mengurangi perasaan curiga ( prasangka, prejudice ) terhadap orang yang sedang berkomunikasi dengan anda. Itu berarti, anda tak boleh menarik suatu kesimpulan dengan tergesa-gesa sebeum anda bergaul dengan dia. Anda tak boleh “menuduh” orang lain sebagai orang yang tidak jujur, tidak saleh, tidak benar, tau tidak di percayai. Perasan positif mendorong seorang komunikator untuk berkata dengan benar, jujur dan meyakinkan, menampilkan diri dengan kepercayaan diri yang tinggi.

            Sebaliknya kalau ana berfikir negative maka anda akan selalu bertindak berbeda dengan orang yang diajak untuk berkomunikasi itu. Ketika berjumpa dengan seorang polisi Mexico di kota Nevo Lorero, anggota rombongan kami di peringtkan oleh yongki agar sedapat mungkin tampil prima sehingga tidak dicurigai. Usahakan supaya setiap kata yang di ucapkan harus menunjukkan bahwa kami lyak di percaya oleh sang polisi. Mungkin karena kami “salah tingkah” maka sang polisi marah-marah tatkala memeriksa dan mendaftarkan paspor kami pada loket penyeberangan.

2. Pengetahuan tentang komunikan

            Dimensi kedua adalah pengetahuan tentang komunikan. Hal ini meliputi pengetahuan “dasar” tentang “siapakah” dia yang sedang berkomunkasi dengan anda. Misalnya dari suku mana dia berasal, pekerjaan atau profesinya, tempat tinggal, umur atau mungkin pula latar belakang orang tua. Demikian pula tentang harapan-harapan yang diinginkan orang itu, maksud, tujuan, komunikasi, keinginan dan kebutuhan yang diharapkan dari anda. Tanpa pengetahuan dan pengertian yang baik terhadap komunikan maka kita akan berkomunikasi secara negative.

            Komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh sang polisi Mexico ternyata menarik perhatian kami. Dia menanyakan asal Negara kami, pekejaan para anggota rombongan, untuk apa datang ke amerika/texas, sudah berapa lama tinggal di Leredo, untuk apa datang ke Laredo, untuk apa menyebrang ke Nevo Lerero/mexico , beberapa lama berkeliling di mexico, apa yang diharapkan dari kunjungan ke kota Nevo Lorero itu?

3. Perilaku/Tindakan terhadap komunikan. 

            Dimensi terakhir adalah perilaku yang di wujudkan ke dalam perilaku erbal/bahasa dan non verbal/bahasa tubuh. Anda diharapkan mampu mengnungkapkan maksud dan tujuan komunikasi, apa yang anda maksudkan denan kata-kata yang di ungkapkan atau dengan gerakan-gerakan tubuh yang anda peragakan? Sang polisi mexico rupanya mengetahui bahwa kamitidak dapat berbahasa spanyo. Meskipun maksud kedatangan kami sudah dijelaskan oleh yongki namun dia memperagakan gerakan jari-jarinya dan mempersilahkan kami agar antri satu persatu menuju loket pemeriksaan paspor. Bahasa yang dia gunakan adalah bahasa non verbal yang di lakukn dengan santun kepada kami dari Indonesia.

            Perlu di sampaikan bahwa perilaku atau tindakan komunikasi manusia manusia (termasuk sang polisi mexico) berasal dari tiga sumber utama, yakni berdasarkan : 1. Kebiasaan, 2. Maksud yang ada dalam benak ; serta 3. Perasaan atau emosi. Perilaku dan tindakan komunikasi kadang-kadang didasarkan pada kebiasaan, baik oleh karena dipelajari atau dengan spontan dalam situasi tertentu. Karena sang polisi mexico mempelajari tata cara penghormatan militer maka tatkala berhadapan dengan kami dia mengangkat tangannya memberi hormat. Kami pun menggerutu dan berkata : wah, kami bukan atasan anda! Perilaku sang polisi dikategorikan sebagai perilaku scripted, sedangkan gerutu rombongan itu merupakan perilaku verbal yang bersifat spontan.

            Perlaku dan tindakan komunikasi pun kadang-kadang di dasarkan pada maksud yang ada pada benak anda. Kalau anda berkomunikasi dengan seorang kebudayaan lain maka anda perlu menyatakan maksu yang ada dalam benak anda. Jika anda hendak memberikan instruksi maka nyatakan maksud itu dengan kata-kata yang tegas dan jelas, gunakan suara yang keras untk memberikan kesan bahwa anda sedang memberikan instruksi atau perintah. Seperti kata sang polisi mexico dalam bahasa spanyol di perbatasan itu : “saudara-saudara di harapkan menunju seorang wakil untuk menandatangani formulir penyeberangan”. Ternyata sang polisi itu ingin menyatakan aturan yang berlaku di perbatasan antarnegara. Perilaku dan tindakan komunikasi kadang-kadang didasarkan pada perasaan atau emosi manusia. Lantaran yongki terlambat datang di depan loket maka sang polisi itu marah-marah, wajahnya merah padam, kepalan tangannya membentur ke atas meja loket, polisi itu begitu emosi pada rombongan kami.

            Rombongan kami dan sang polisi berada dalam sebuah situasi komunikasi antarbudaya yan sering disebut iklim komunikasi. Mengapa iklim komunikasi itu demikian penting? Arena kita membutuhkan penerimaan sosial yang seimbang yang beradasrkan tatanan berpikir, perasaan, dan tindakan yang terbawa dalam pertemuan dengan berbagai pihak yang berkebudayaan lain. Karena yang di harapkan dalam komunikasi antar budaya adalah oang-orang yang keterlibatannya mampu menerima perbedaan kebudayaan sehingga dapat mengurangi kecemasan (yaitu dengan memiliki perasaan bersama) dan ketidak pastian (yakni mempunyai pengetahuan tentang orang lain). Hasilnya adalah iklim positif yang dapat membuat kami menjadi bebas dari segala macam resiko.

            Seandainya komunikasi dengan sang polisi itu kami lakukan terus menerus maka kami bersama-sama berkomunikasi dari kesalahpahaman, kekurangmengertian, ketdakpastian dan kecemasan kearah pemahaman bersama, perasaan yan pasti dan nyama. Alam dari sebuah komunikasi antarbudaya diibaratkan dengan kehidupan ikan dalam air, ikan itu berenang dan bernapas sesuai dengan iklim air.

Sumber Referensi : Dasar-dasar komunikasi Antarbudaya Oleh Dr.Alo Liliweri, M.S

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun