Mohon tunggu...
Ian Hidayat
Ian Hidayat Mohon Tunggu... Penulis - Sedang bercanda cita

Menempuh pendidikan di UIN Alauddin Makassar dengan beasiswa dari orang tua

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tangis Manis Petani Gula Takalar

11 September 2023   14:21 Diperbarui: 11 September 2023   14:32 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Dokumentasi Pribadi ; Warga Memasang Spanduk 

9 September,Sabtu Siang, sesaat merayakan sorak sorai pelantikan pengurus baru IMM Gowa. Belum usai acara saya bergegas meninggalkan tempat pelantikan, saat Kawan Adam membacakan orasi iftitahnya mengenai gerakan "manifesto insan cendekia". 

Adam adalah salah satu kawan berpikir di IMM, terkhusu di IMM Gowa. Wacana wacana Adam cukup menarik melihat latar belakang IMM yang kaku dan terkesan mulai meninggalkan budaya literasi jika mulai berangkat ke tingkatan cabang. Entahlah, mungkin penyakit OKP-OKP yang lain juga sama. Makanya, harapan besar nanti nya akan diemban oleh kawan kawan pimpinan baru. 

Sebenarnya tulisan ini juga sebagai bentuk permintaan maaf, saya merasa lancang meninggalkan tempat yang menjadi sakral itu. Tempat itu menjadi sakral seketika ketika Deni dan Adam mulai naik di mimbar, orang yang sebenarnya lebih cocok naik di mobil truk memegang toak dibnding harus pidato iftitah di mimbar tersebut. Waktu itu, saya hanya berpamitan dengan Alif, seorang penggerak di IMM Gowa.

Anehnya, pada saat berpamitan saya sempat menariknya ke belakang. Mencari tempat yang sedikit lebih tenang untuk berbicara, ketika berpamitan dia tidak berbicara banyak.

"Iyo pergimko" dengan santainya melepas kepergian itu.

Saya sebenarnya berharap ada serangkai kata dan instruksi atau minimal motivasilah dari kawan bajingan satu ini. Tapi entahlah, siasat apa yang dia pikirkan kala itu peduli setan dengan itu. Tapi terlelpas dari itu semua saya bisa jaminkan orang ini cukup lihai menangani permasalahan di IMM Gowa. Baik internal maupun eksternal.

Saat hendak pergi, Enal datang menghampiri, sedikit berbincang tentang permasalahan komisariat. Saya dan Enal sebenarnya punya kemiripan identik. Kami sama sama Ketua Komisariat, bedanya saya lebih dulu menjadi ketua komisariat dibanding Enal. Makanya kami berdua sering bertukar pikiran.

Malas menanggapi perbincangannya yang cukup berat tentang itu. Saya tetiba mengalihkan pembicaraan.

"Ayo ke Takalar" gumamku singkat.

Ia sempat berpikir apakah harus ikut atau tidak. Cilakanya, setelah pendiskusian panjang dengan dirinya sendiri, Enal menjawab dengan semangat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun