Mohon tunggu...
Fuad Mutashim
Fuad Mutashim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan menunggu waktu luang, tapi luangkanlah waktu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Egoisme Dalam Beragama di Tengah Pandemi Corona

7 April 2020   20:50 Diperbarui: 7 April 2020   21:29 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat ini, seluruh dunia tengah diguncang oleh kepanikan juga kekhawatiran. Hal tersebut muncul dikarenakan suatu virus, virus yang kecil namun mampu membunuh hingga puluhan ribu orang, yaitu virus Corona atau Covid-19. 

Munculnya virus ini mengakibatkan duka yang mendalam bagi seluruh umat manusia. World Health Organization (WHO) telah menetapkan wabah virus Corona ini sebagai pandemi, karena telah menyebar hampir ke seluruh dunia. Indonesia adalah salah satunya.

Berbagai macam reaksi muncul dalam menyikapi Covid-19 ini, terutama di kalangan umat Islam, seperti muncul celotehan, "Kami tidak takut pada Corona. Kami hanya takut pada Allah". Atau, "Bukannya mati itu sudah ketentuan Allah. 

Kita semua pasti mati. Kenapa harus takut mati karena Corona?". Plus, ada pula yang bercetus "Jangan tinggalkan Masjid meskipun ada Corona.". 

Masalahnya, orang-orang yang memiliki prinsip demikian tetap menjalankan kehidupan sehari-hari, tanpa memperdulikan anjuran otoritas setempat terkait penanganan pandemi Corona. Padahal pemerintah Indonesia telah mengeluarkan aturan social distancing agar memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Merespon hal tersebut, banyak orang gelisah dan mempertanyakan, "apakah jangan-jangan sikap beragama masyarakat kita masih terbilang konservatif?"

Memang setiap orang dan golongan memiliki cara masing-masing dalam memahami agama. Namun, ketika melihat hal yang demikian, membuat penulis beranggapan bahwa mereka adalah orang-orang yang masih dalam tahap pubertas beragama. Hingga mereka masih memiliki semangat dan fanatisme yang tinggi.  Lalu, sebenarnya bagaimana sikap Islam sendiri dalam menghadapi wabah virus Corona?.

Perbedaan Sudut Pandang

Dalam konteks menyikapi wabah virus Corona ini, ada beberapa golongan keagamaan yang ikut andil dalam menyikapi hal ini, salah satunya adalah golongan fatalisme dan golongan free will. 

Kedua golongan ini percaya kepada Tuhan, namun berbeda dalam mengambil sikap soal permasalahan hidup. Oleh karenanya, fatalisme dan free will berbeda pandangan ketika menjawab dan menangani Covid-19 ini.

Fatalisme lebih percaya kepada nasib (takdir) yang telah ditentukan oleh Tuhan. Dalam Teologi Islam aliran ini disebut Jabariyah. Karena bagi fatalisme berserah diri kepada Tuhan adalah tindakan paling tepat dan mulia dalam menghadapi setiap masalah manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun