Tenaga kerja yang terbatas membuat petani tersebut rela melakukan segala hal agar padinya dapat segera dipanen. Mulai dari menawarkan gabah hasil panen sampai berani membayar dengan biaya lebih kepada tenaga kerja tersebut.
Keterbatasan tenaga kerja membuat biaya tenaga kerja per hari semakin mahal. Secara umum biaya tenaga kerja panen padi kurang lebih sebesar 500 ribu. Namun saat ini melonjak samapi 700 ribu per hari. Â
Biaya tenaga kerja yang semakin mahal tidak diimbangi dengan produktivitas gabah hasil panen. Serangan hama tikus pada tahun lalu membuat penurunan produktivitas padi. Rata -- rata petani dengan luas lahan 1600 m2 hanya menghasilkan 500 -- 600 kg gabah basah. Padahal secara umum petani mampu menghasilkan 700 -- 800 kg.
Dengan harga gabah basah saat ini yang hanya mencapai 4000/kg. Maka petani dengan ukuran lahan sebesar 1600 m2 hanya mendapatkan 2 jutaan. Jika dikurangi dengan tenaga kerja panen maka penghasilannya sebesar 1,3 juta.
Terdapat biaya lain yang dibutuhkan dikarenakan butuh waktu tiga bulan dari tanam sampai panen. Biaya tersebut seperti pupuk, pestisida, dan tenaga kerja petani secara pribadi tidak dihitung. Padahal Banyak petani kita yang memiliki lahan kurang dari 1600 m2. Berapa besar pendapatanya? sudahlah tidak perlu dihitung lagi.
Sudah sepatutnya petani mendapat perhatian oleh pemerintah di tengah wabah virus corona. Melalui petanilah dihasilkan nasi yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia. Â