Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Saat ini, selain tertarik mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, ia terus belajar menulis serta sangat terpikat pada jurnalisme dan sastra. Perspektifnya sangat dipengaruhi oleh agama dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menembus Halaman Utama Kompasiana: Rahasia di Balik Karya-Karya Gemilang Kompasianer Ternama

20 Februari 2024   20:09 Diperbarui: 20 Februari 2024   20:12 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Foto Bersama Buku Tamu #2. Foto: Kolaborasi Buku

Kompasianer, pernahkah kamu merasa putus asa atau bahkan frustrasi ketika artikelmu di Kompasiana tak dilirik, tak masuk konten pilihan, alih-alih artikel utama, atau terkubur di antara lautan karya Kompasianer ternama? 

Ketahuilah, kamu tak sendiri. Hal ini wajar, termasuk bagi penulis kawakan dan perambah seperti saya sendiri.

Bahkan, saya yakin, kompasianer beken dan Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023 macam Sigit Eka Pribadi, dan Kompasianer Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023 seperti Isti Yogiswandani, Veronika Rotua Gultom yang telah bergabung 02 April 2015, dan cerpenis kondang seantero Kompasiana Y. Edward Horas S. dalam perjalanan menulis mereka pun pernah merasakan hal serupa.

Di balik karya-karya indah mereka di Kompasiana, terdapat perjuangan panjang dan rintangan yang tak terhitung jumlahnya.


Pada tanggal 10 Februari 2024 lalu, saya berkesempatan menjadi host di Buku Tamu #2, sebuah acara yang diselenggarakan oleh komunitas Kolaborasi Buku.

Acara ini menghadirkan Haidar Musyafa, seorang penulis dan aktivis literasi, untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar dunia literasi dan kepenulisan. 

"Hampir-hampir putus asa," kata Haidar Musyafa, saat menceritakan perjalanannya di dunia tulis menulis. Perasaan itu wajar, mengingat puluhan artikel dan naskah buku yang dia kirimkan ke berbagai media tak kunjung mendapatkan hasil.

"Gimana enggak putus asa coba?" tanyanya. "Menulis itu butuh modal, butuh beli rujukan, menyisakan waktu, dan menguras pikiran. Secara manusiawi, wajarlah kalau merasa putus asa."

Namun, pada tahun 2012, naskah keenam atau ketujuhnya diterima oleh salah satu penerbit. Kabar gembira ini datang setelah berbulan-bulan penantian. Haidar tak dapat menyembunyikan rasa senangnya.

Dukungan sang istri menjadi kunci penting dalam melewati masa-masa sulit. Sang istri selalu memotivasinya saat ia hampir menyerah. Kehadiran sosok yang memotivasi di saat putus asa memang sangatlah berarti.

"Ketika putus asa, kehadiran sosok yang memotivasi itu sangat perlu bagi saya," tukasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun