Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Saat ini, selain tertarik mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, ia terus belajar menulis serta sangat terpikat pada jurnalisme dan sastra. Perspektifnya sangat dipengaruhi oleh agama dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menabung Bersama Pacar: Membangun Keharmonisan dengan Tabungan Psikologi dan Prinsip

12 Juni 2023   11:45 Diperbarui: 16 Juni 2023   12:53 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nabung dengan pasangan (Sumber: shutterstock)

Suatu hari, telepon dari salah satu bank konvensional menggema di gawai saya. 

Bukan, ini bukan panggilan untuk menagih utang, melainkan penawaran yang menggoda untuk memberi saya akses kepada dunia berutang. Ya, itu benar, mereka menawarkan saya sebuah kartu kredit.

Setelah selesai berbicara dengan telemarketer, saya memutuskan untuk bercerita pada pacar saya tentang penawaran kartu kredit tersebut. 

Namun, seperti yang saya duga, tanggapannya tegas dan jelas: ia menentang gagasan tersebut. Bagi pacar saya, membuka pintu bagi utang adalah awal dari segala malapetaka. 

Dia melihat kartu kredit sebagai potensi jebakan yang menggiurkan, yang dapat dengan mudah mempengaruhi keuangan kami secara negatif di kemudian hari. Dia merasa penting untuk kami, hidup sesuai kemampuan dan menjaga keseimbangan keuangan kami, tanpa terjebak dalam lingkaran utang yang sulit diprediksi.

Menabung Bersama Pacar sebagai Langkah Bijak. Foto: Dok.  Lifepal.co.id
Menabung Bersama Pacar sebagai Langkah Bijak. Foto: Dok.  Lifepal.co.id

Meskipun saya awalnya merasa tergoda dengan penawaran tersebut, pandangan dan kekhawatiran yang jelas dari pacar saya membuat saya berpikir ulang. 

Saya menyadari bahwa keputusan keuangan kami harus didasarkan pada kesepakatan dan pemikiran bersama.

Pasangan saya ada benarnya, masalah keuangan dalam pernikahan memiliki dampak yang signifikan terhadap keutuhan hubungan. Data dari Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung mencatat bahwa sekitar 24% pasangan yang bercerai mengalami masalah keuangan sebagai penyebab utama perpisahan.  

Fakta ini menyoroti pentingnya transparansi, komunikasi, dan perencanaan keuangan yang baik dalam sebuah hubungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun