Mohon tunggu...
K Catur Marbawa
K Catur Marbawa Mohon Tunggu... Insinyur - I will be back

Berusaha tulus. Tidak ada niat tidak baik

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kokokan Petulu, Konservasi Tradisional Berspirit Ritual

30 November 2020   14:40 Diperbarui: 30 November 2020   21:29 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Kuntul Kerbau atau yang di Desa Petulu, Ubud, Bali dikenal dengan Kokokan Petulu|Dokumentasi pribadi

Hasilnya: total populasi Burung Kokokan pada saat musim berbiak di Desa Petulu sejumlah 4.319 individu. Rincianya anakan yang masih berada di dalam sarang (nestling) sejumlah 957 individu, anakan yang sudah berada di luar sarang (fledgling) sejumlah 588 individu, dan individu dewasa sejumlah 2.774 individu. 

Selain itu didapat hasil di sepanjang jalan utama Desa Petulu, terdapat 144 pohon yang digunakan untuk bersarang. Jumlah total sarang aktif yang ditemui pada pohonpohon tersebut sejumlah 1241 sarang.

Sesuai dengan fenomena umumnya, mulai bulan Mei burung migran dewasa yang berada di daerah selatan akan kembali ke negara asal untuk berkembang biak. 

Sedangkan burung yang masih muda masih menghabiskan waktu hingga dewasa di negara tropis. Apakah Burung Kokokan ini juga begitu? Atau mereka hanya bermigrasi di lokal Bali saja. 

Bisa saja mereka pindah ke daerah-daerah lain di Bali yang aktivitas sawahnya sedang berlangsung. Yang jelas mulai sekitar Bulan Mei Burung Kokokan jarang nampak di Desa Petulu. Hanya burung anakan yang masih muda yang nampak.

Selain pergerakan musiman, pergerakan harian juga terjadi. Perpindahan yang dilakukan setiap hari juga dilakukan pada Burung Kokokan. 

Burung akan melakukan perpindahan pagi hari untuk mencari makan, dan kembali menjelang matahari terbenam. Umumnya tidak semua burung melakukan pergerakan harian. Burung yang masih anakan biasanya tetap di sekitar sarang.

Bagaimana kaitannya dengan pengunjung? Sebagai antisipasi atas kecewanya pengunjung akibat salah waktu berkunjung, program penangkaran dibuat.

Penangkaran ini dibuat bukan untuk perbanyakan individu. Tujuan utamanya menyelamatkan anakan-anakan yang jatuh dari sarang. Tujuan lainnya sebagai obyek yang bisa dilihat pengunjung ketika tiba saatnya waktu atau musim tidak ada Burung Kokokan secara alami di Desa Petulu.

Di sore itu saya beruntung melihat ribuan Burung Kokokan itu. Sebagai orang konservasi, saya tentu mengerti tentang apa dan bagaimana seharusnya memperlakukan spesies dilindungi ini. Tetapi bagaimana dengan pengunjung umum?

Idealnya di Desa Petulu dilengkapi dengan information center tentang Burung Kokokan untuk mengedukasi pengunjung. Information center bisa berisi taksonomi, morfologi, jalur migrasi dst. Penting juga disampaikan tentang status perlindungan burung ini. Saya kira BKSDA Bali bisa mengambil peran untuk menginisiasi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun