Mohon tunggu...
gata tabina
gata tabina Mohon Tunggu... Lainnya - gatatabina

SMKN 37 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Lupa Bersyukur

5 Oktober 2020   14:59 Diperbarui: 5 Oktober 2020   15:02 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dahulu kala disebuah desa, tinggalah seorang Ibu dengan dua anaknya. Suaminya telah meninggal dunia dua tahun yang lalu. Anaknya bernama Doni yang berusia 10 tahun. Mereka hanya tinggal disebuah gubuk tua yang sudah hampir rubuh. Bu Ami, harus membanting tulang mencari nafkah untuk membiayai sekolah anaknya dan untuk menyambung hidup mereka. Setiap pagi Bu Ami berjualan gorengan keliling desa sampai sehabis dzuhur. Setelah itu Bu Ami pulang kerumah untuk beristirahat dan menyiapkan makanan untuk makan siang lalu pada sore hari sampai larut malam ia menjadi buruh cuci pakaian di salah satu rumah orang kaya di desa tersebut. Tetapi Bu Ami tidak pernah mengeluh atas pekerjaan yang ia dapat. Ia selalu bersyukur dan jika ada gorengan nya yang tidak habis terjual maka ia menyumbangkannya pada orang yang lebih membutuhkan. Padahal dia sendiri kurang mampu, tetapi ia tetap bersedekah. Bahkan setiap hari ia selalu menyisakan uang hasil kerjanya untuk disumbangkan ke masjid.

Pada suatu hari, Doni, anaknya berulang tahun dan ia ingin dibelikan sepatu baru seperti temannya karena sepatunya yang lama sudah rusak tetapi ibunya tidak sanggup karena harganya yang cukup mahal. Karena tidak ingin membuat anaknya kecewa ia lebih giat lagi untuk mencari uang sampai lupa untuk menjaga kesehatannya. Setelah berbulan-bulan mengumpulkan uang akhirnya ia bisa membelikan sepatu untuk anaknya.

"Nak ini ibu sudah membelikan sepatu yang kamu mau," ucap sang ibu sambil tersenyum.

Bukannya berterimakasih justru Doni membanting kotak sepatu tersebut

"Sepatu macam apa ini, aku malu karena semua temanku memakai sepatu bagus tetapi aku memakai sepatu murahan seperti ini!" jawabnya ketus

"Maafkan ibu nak, ibu hanya bisa membeli sepatu ini karena ibu tidak punya cukup uang," ucap Bu Ami sambil menangis

"Tidak mau tau pokoknya aku ingin sepatu seperti teman-temanku yang lain, aku tidak mau memakai sepatu murahan ini!" ucapnya sambil pergi keluar rumah

Ibunya sangat sakit hati atas perilaku anaknya tersebut tetapi ia akan tetap berusaha untuk mendapatkan uang yang lebih banyak lagi. Tetapi selang beberapa hari, Bu Ami jatuh sakit tetapi Doni tidak peduli pada kondisi ibunya.

"Ibu hari ini ga cari uang? Gimana mau beliin sepatu buat aku kalo ibu males-malesan kaya gini terus," ucap Doni lalu pergi ke sekolah

Bu Ami hanya tersenyum menahan sakit mendengar perkataan anaknya. Saat Doni pulang sekolah, ia melihat di depan rumahnya sudah ramai dan ada bendera kuning. Ia segera masuk dan betapa terkejutnya melihat sang ibu sudah berbaring kaku.

"Ibu maafin Doni bu, karena Doni ibu kaya gini, maafin Doni bu Doni menyesal," ucapnya sambil menangis dan menyesali perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun