Teknologi begitu memengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Teknologi nano, AI, teknologi komputer kuantum, blockhain, dan Internet of Things menjadi hal yang biasa pada era 4.0.  Dimanapun manusia berada disitulah ponsel dengan kecerdasan buatan hadir, dan tentu internet pun pasti digunakan, karena smartphone bukanlah ponsel pintar jika tidak terhubung ke internet.  Tak ada satupun rumah yang tidak memiliki smartphone di era revolusi industri 4.0 ini.
Berkat teknologi masa kini, semua pekerjaan terasa jauh lebih mudah. Jika ingin membeli sesuatu namun malas keluar rumah, maka tinggal klik saja aplikasi belanja online. Â Jika tak memiliki kendaraan namun tak ingin berdesakan di kendaraan umum, tinggal klik saja aplikasi ojek atau taksi online. Â Jika lupa membawa dompet, kita tetap bisa berbelanja menggunakan uang digital. Â Itu hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak kemudahan yang dirasakan oleh banyak masyarakat Indonesia.Â
Berbagai kemudahan yang dirasakan ternyata tidaklah cuma-cuma.  Ada sesuatu yang harus dikorbankan di balik segala kemudahan yang dirasakan, hanya saja masyarakat Indonesia jarang menyadarinya. Misalnya saja kemudahan membayar tol dengan e-money akhirnya meniadakan petugas di gerbang tol, mudahnya membeli segala sesuatu lewat aplikasi online menjadikan banyak wirausahawan konvensional gulung tikar, dan yang sangat disayangkan adalah efek pola pikir yang kini tertanam pada generasi muda.  Pola pikir generasi muda di era 4.0 kebanyakan ingin mendapatkan sesuatu dengan instan dan mudah.  Pola pikir tersebutlah yang dikhawatirkan dapat membuat bangsa Indonesia bukannya mengalami kemajuan, tapi justru sebaliknya.
Pola pikir yang ingin semua kesuksesan dicapai dengan mudah sangatlah berbahaya, karena dapat menimbulkan kerugian jika tidak dapat mencapainya. Â Banyak yang sudah terjadi di Indonesia seperti maraknya anak muda menjadi pengedar obat-obatan terlarang, anak di bawah umur yang menjadi pekerja seks komersial, hingga orang-orang yang pintar dalam hal teknologi malah bekerja sebagai peretas ilegal. Â Semua hal itu dilakukan karena keinginan mencapai kesuksesan yang dalam perspektif mereka adalah uang, dengan cepat dan mudah. Â Â
Untuk mampu melalui era revolusi indutri 4.0, masyarakat Indonesia perlu dibekali banyak pelajaran.  Pelajaran yang seperti apakah yang menjadikan bangsa Indonesia kuat mengarungi era revolusi industri 4.0?  Pelajaran yang mampu mengingatkan kembali akan jati diri bangsa Indonesia.  Mencintai budaya yang ada, dengan tetap manfaatkan teknologi yang ada.  Think globally, act locally menjadi salah satu cara ampuh dalam membentengi bangsa Indonesia dari akibat terburuk yang akan terjadi dari perkembangan teknologi yang tak terbendung.
Berpikir mendunia berarti kita harus memiliki wawasan luas tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat di sekitar, melainkan apa yang ada di seluruh dunia.  Hal tersebut tentu sangat mudah dilakukan dengan teknologi masa kini yakni internet.  Bersikap layaknya orang lokal berarti kita tidak melupakan budaya dari tempat kita berasal yakni Indonesia.  Untuk itulah bagaimanapun eranya, seperti apapun dampaknya, tidak akan mampu menggoyahkan bangsa Indonesia karena kita punya prinsip.  Prinsip think globally, act locally menjadi salah satu bentengnya.  (27/05/2019)
Daftar Pustaka
Schwab, K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. Geneva, Switzerland: World Economic Forum.