Kata sorogan sendiri berasal dari kara "sorog" yang artinya maju. Sangat lazim disebut demikian karena santri menghadap sang kiai dengan membawa kitab yang dipelajari secara face to face. Pada umumnya metode ini diberikan kepada santri yang baru masuk dan membutuhkan bimbingan secara individual.Â
Metode ini pada umumnya diterapkan di dunia pesantren. Adapun implementasinya, sang kiai membaca dan menterjemahkan kalimat demi kalimat, kemudian menerangkan maksudnya.Â
Melalui sorogan, Â perkembangan intelektual santri dapat terpantau langsung oleh sang kiai. Â Kiai juga dapat memberikan arahan dengan penuh kejiwaan, Â sehingga dapat memberikan tekanan pengajaran pada satri-santri tertentu atas dasar pantauan langsung terhadap tingkat kemampuan dasar dan kapasitas mereka.Â
Banyak yang membuktikan akan keefektifan metode ini. Â Di antaranya mampu meningkatkan kemampuan santri dalam belajar maupun menguasai kitab kuning. Namun demikian, Â metode ini masih dianggap sulit karena mebutuhkan kesabaran, Â keuletan, kerajinan, Â disiplin yang tinggi serta kemandirian belajar santri. Bagi Kiai sendiri, Â metode ini sungguh dianggao sevagau
Setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangan, Â
Kelebihan:
1. Terjadinya hubungan yang harmonis antara Kiai dan satri
2. Memungkinkan bagi Kiai untuk membimbing secara maksimal
3. Santri yang kemampuan intelektualnya tinggi dapat menyelesaikan pembelajarnnya
Kekurangan:
1. Tidak begitu efisien. Â Karena metode ini hanya diterapkan kepada satu santri saja. Â Sedangkan kalau diterapkan pada jumlah yang besar metode ini dianggap kurang begitu cepat.Â