"Kalau bisa diambil, kenapa harus dilarang?"
"Kalau bisa dimakan, kenapa harus takut?"
Inilah bentuk perlawanan terhadap nalar. Bukan perlawanan revolusioner --- tapi pemberontakan bodoh terhadap logika dan ilmu pengetahuan.
"Apakah Kita Sudah Rusak?"
Immanuel Kant berkata, manusia adalah makhluk rasional yang harus bertindak seolah-olah tindakannya bisa dijadikan hukum universal. Lalu, jika mengambil barang dari truk kecelakaan dijadikan kebiasaan, apakah kita siap hidup dalam dunia tanpa rasa aman?
Nietzsche mengatakan, ketika manusia tak lagi percaya pada nilai absolut, ia akan menciptakan nilainya sendiri. Namun, nilai seperti apa yang kita bangun jika menjarah dianggap cerdik, dan mempermalukan bangsa sendiri dianggap wajar?
"Indonesia Bukan Bangkrut Karena Ekonomi, Tapi Karena Nurani"
Negara ini bukan hanya sedang krisis uang. Kita sedang defisit integritas.
Teknologi semakin canggih, tapi moral semakin primitif.
Banyak yang pandai bicara, tapi tak pandai merasa.
Banyak yang hafal ayat, tapi tak kenal makna.
Kita bangga menyebut diri bangsa yang beradab, tapi di hadapan mangga busuk dan mi instan tercecer, peradaban itu lenyap, digantikan naluri rakus yang tak tahu malu.
Lalu, Siapa Manusia Indonesia Sejati?
Menjadi manusia Indonesia sejati hari ini bukan soal lahir di negeri ini, tapi soal berani menjaga martabatnya ketika semua orang lain melepasnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI