Mohon tunggu...
Djamaluddin Husita
Djamaluddin Husita Mohon Tunggu... Lainnya - Memahami

Blogger, Ayah 3 Putra dan 1 Putri. Ingin menyekolahkan anak-anak setinggi yang mereka mau. Mendorong mereka suka membaca dan menulis (Generasi muda harus diarahkan untuk jadi diri sendiri yang berkarakter).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Adakah Hoaks Konstruktif?

4 Januari 2018   14:41 Diperbarui: 4 Januari 2018   15:11 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kata-kata Hoax menjadi kata-kata yang sangat populer saat terutama di dunia medsos. Kepopuleran ini tidak terlepas sejak ada hajatan pemilu dan pilkada. Tentu saja tujuan hoax disebarkan saat pemilihan pemimpin adalah untuk mendiskredirkan satu Paslon dengan Paslon yang lain.

Pertanyaannya kenapa hoax dipermasalahkan? Jawabnya hoax itu adalah kata-kata yang disebarkan tetapi tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya.

Berdasarkan wikipedia bahasa Indonesia, Hoax diartikan sebagai usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu.

Bila mencermati di dunia maya atau medsos terutama tweeter berita-berita hoax seperti yang kita maksud tidak sulit kita temui. Bahkan kadang dari satu hoax kemudian beranak menjadi hoax-hoax lain. Berita hoax menjadi satu senjata bagi yang tak punya data untuk mendiskredirkan pihak lain.

Berita hoax sudah menjadi permasalahan tersendiri. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Bahkan telah memakan banyak korban. Termasuk pertikaian antar anak bangsa yang menjurus kepada disintegrasi bangsa.

Tidak jarang akibat berita hoax seseorang atau sekelompok orang terkena hukum sosial. Bahkan ada yang diperkusi.

Anehnya, berita-berita hoax di medsos begitu cepat viral dan tersebar kemana-mana. Apa yang sesungguhnya terjadi dalam masyarakat kita?

Kemungkinan jawabannya, pertama, masyarakat masih cepat  termakan isu dan  mudah percaya sebuah berita "aneh" meskipun berita itu belum tentu benar.

Kedua, malas mencari kebenaran tentang berita-berita "aneh"  yang terindikasi fitnah. Sehingga apapun berita dianggap benar.

Ketiga, masih banyak yang suka pada berita yang mendiskreditkan seseorang atau kelompok orang.

Keempat, ada kelompok yang diciptakan agar berita-berita hoax cepat tersebar kemana. Bisa tidak ada kelompok tertentu tetapi pembuat berita hoax memiliki banyak akun palsu seperti yang disinyalir selama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun