Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Admin Publikasi Humas dan TPL MTsN 3 Hulu Sungai Selatan

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Perjalanan Hati : Mengenang Rahmat di Acara Manyaratus

10 Oktober 2025   21:46 Diperbarui: 10 Oktober 2025   21:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Akhmad Husaini

Pada Jumat (10/10/2025) siang, adalah hari Jumat yang berbeda. Setelah menunaikan kewajiban shalat Jumat dan sejuknya air wudhu masih terasa, langkah kaki saya terasa ringan namun dipenuhi kesadaran akan hakikat kehidupan. 

Tujuan saya dekat, hanya berjarak sepuluh meter dari pintu rumah, menuju kediaman tetangga kami, Ibu Dewi. Kami tinggal satu kampung, tepatnya berada di sekitaran RT 1 Desa Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 

Bukan kunjungan biasa, hari ini adalah hari penting bagi keluarga Ibu Dewi. Mereka mengadakan "Manyaratus", peringatan seratus hari berpulangnya salah satu anggota keluarga tercinta, Almarhum Ardiansyah bin Bahtiar. 

Saya berjalan kaki, menapaki jarak singkat itu, namun hati saya seolah menempuh perjalanan yang lebih jauh, sebuah refleksi tentang waktu, kehilangan, dan keabadian. Saat memasuki rumah, aura khidmat langsung menyelimuti. 

Tercipta harmoni yang terasa hangat dan penuh pengharapan. Di tengah kesibukan tuan rumah menyambut para tamu, tergambar jelas ketegaran dan keikhlasan Ibu Dewi dan keluarga. Inti dari pertemuan ini bukanlah perjamuan, melainkan untaian doa yang dilantunkan bersama. 

Lantunan itu adalah jembatan spiritual yang kami yakini dapat menjangkau Almarhum. Acara dibuka dengan pembacaan Surah Yasin yang dipimpin oleh saudara Dayat. Setiap huruf, setiap ayat yang dilantunkan terasa meresap dalam keheningan. 

Bukan sekadar membaca, tetapi menghayati pesan-pesan suci, memohon rahmat dan ampunan bagi yang telah tiada. Setelah itu, alunan Tahlil mengambil alih, dipandu oleh Bapak Asmuni. Suara Tahlil yang berulang dan berirama itu menciptakan gelombang energi spiritual. 

Seolah kami, yang masih hidup, sedang mengantar bekal terbaik untuk perjalanan abadi Almarhum. Puncaknya, Doa Arwah yang dibawakan oleh H Mastur menutup rangkaian ibadah. 

Doa ini terasa paling menyentuh ; sebuah permohonan tulus agar pahala dari seluruh rangkaian acara Manyaratus ini benar-benar dihadiahkan kepada Almarhum Ardiansyah. 

Saya memejamkan mata sejenak, membayangkan kebahagiaan yang mungkin dirasakan Almarhum di alam sana, saat bekal doa dari orang-orang terkasih ini sampai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun