Mohon tunggu...
Humas Lapas Nirbaya
Humas Lapas Nirbaya Mohon Tunggu... Mewujudkan Lembaga Pemasyarakatan Nirbaya Sebagai pusat re-integrasi sosial yang humanis,profesional,dan berwawasan lingkungan guna menciptakan masyarakat yang aman,sejahtera dan berkeadilan

Lapas Nirbaya Bangkit Kembali guys, Pada Zaman dahulu Kala Penjara Nirbaya didirikan oleh Hindia Belanda Tahun 1912 dengan kapasitas 750 orang dan ditutup oleh Pemerintah Indonesia tahun 1986, Lapas Nirbaya dibangun kembali oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI tahun 2022 dan Sekarang Merupakan Lapas Minimum Sekurity yang ada di Nusakambangan dengan Kapasitas 288 orang dan berfokus sebagai tempat Re-intergrasi Sosial bagi WBP Kembali Ke Masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kolaboratif dan Adaptif! Kalapas Nirbaya Ikuti Studi Lapangan PKA Bersama Dinas Pendidikan Aceh

11 Oktober 2025   09:10 Diperbarui: 11 Oktober 2025   09:10 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CILACAP -- Dinas Pendidikan Aceh menerima kunjungan studi lapangan virtual dari peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II Tahun 2025, yang difasilitasi oleh Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Kinerja (Pusjar SKMK) Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Aceh, Kamis (9/10).
Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting ini dipandu oleh fasilitator LAN, Desi Marisanty Pardede, S.Pd., M.Si. Peserta studi lapangan berasal dari berbagai instansi, termasuk dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan di seluruh Indonesia, serta dari Pemerintah Kota Banda Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur.

Salah satu peserta yang turut serta dalam kegiatan ini adalah Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Nirbaya Nusakambangan, Helmi Najih, A.Md.IP., S.H., M.H., yang mengikuti kegiatan sebagai bagian dari proses pembelajaran kepemimpinan strategis.

Adapun peserta pelatihan PKA Angkatan II Kelompok IV yang mengikuti kegiatan ini berasal dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan sebanyak Sepuluh orang, yaitu:
Helmi Najih, A.Md.IP., S.H., M.H.; Latif Sudrajat, M.Si., S.H.; Meita Eriza, A.Md.IP., S.H., M.H.; Tutut Jemi Setiawan, A.Md.IP., S.H., M.Si.; R. Dedy Chairil Zain, S.H., M.H.; Kurnia Sadewa; Gatot Wirawan; Muhdy Assegaff, S.E., M.Si.; Raden Susetyo; dan Dicky Nasrullah Ronie, S.E.
Sementara itu, dua peserta lainnya berasal dari pemerintah daerah, yaitu Asna Mardhia, S.Stp dari Pemerintah Kota Banda Aceh dan Muhammad, S.Pd.I.,M.A. dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman peserta PKA terhadap praktik kepemimpinan adaptif, manajemen kinerja, serta tata kelola pendidikan di daerah. Dinas Pendidikan Aceh dipilih sebagai lokus pembelajaran karena dinilai berhasil menerapkan pendekatan berbasis data dan nilai-nilai keislaman dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam paparannya, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A., M.A., menjelaskan bahwa kinerja pendidikan di Aceh tidak hanya diukur dari angka partisipasi sekolah atau akreditasi lembaga pendidikan, tetapi juga dari kemampuan menumbuhkan karakter dan kompetensi peserta didik.

"Kami menekankan keseimbangan antara aspek spiritual, intelektual, dan sosial. Pendidikan Aceh harus melahirkan generasi yang beriman, berilmu, dan berintegritas," ujar Marthunis.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya kepemimpinan adaptif dan kolaboratif dalam mengelola sumber daya pendidikan yang besar namun terbatas. Dengan lebih dari 28 ribu guru dan hampir seribu ASN di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh, pendekatan 'growth mindset khairu ummah' menjadi prinsip dasar dalam setiap kebijakan.

"Kami mendorong setiap pegawai memiliki integritas tinggi, disiplin waktu, dan kemampuan berkolaborasi untuk mencapai value for money dalam penggunaan anggaran," tambahnya.

Humas Labaya
Humas Labaya
Fasilitator LAN, Desi Marisanty Pardede, mengapresiasi komitmen Dinas Pendidikan Aceh dalam membangun tata kelola yang profesional, transparan, dan berlandaskan nilai-nilai religius.
"Paparan ini menjadi inspirasi bagi peserta PKA untuk mengadopsi praktik kepemimpinan yang humanis, berbasis data, dan berorientasi hasil," ujarnya.

Melalui kegiatan ini, peserta PKA Angkatan II Tahun 2025, termasuk Kepala Lapas Kelas IIB Nirbaya, diharapkan memperoleh wawasan langsung mengenai implementasi manajemen kinerja organisasi dan transformasi pendidikan di tingkat daerah, serta mampu mereplikasi semangat kolaborasi dan integritas sebagaimana dicontohkan Dinas Pendidikan Aceh dalam meningkatkan mutu layanan publik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun