Mohon tunggu...
Elsa Ameera
Elsa Ameera Mohon Tunggu... -

..real human

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi-JK: Megawati Hebat

19 Mei 2014   22:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:21 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_324489" align="aligncenter" width="558" caption="Indonesia Hebat..! (pic: tempo.co)"][/caption]

Duet Jokowi-JK menunjukkan kehebatan sosok Megawati sesuai dengan tagline Indonesia Hebat. Pencalonan JK sebagai Cawapres berpasangan dengan Jokowi mungkin tidak mengagetkan lagi karena wacana ini sudah menjadi issue beberapa waktu sebelumnya.

Sebagai orang yang awam politik, sosok Megawati sebenarnya kurang begitu menarik bagi saya. Dulu, yang terlintas di pikiran saya kalau harus mendeskripsikan sosok megawati adalah "diam" dan "bodoh", anak dari mendiang Soekarno yang nebeng popularitas sang ayah. Dijadikan sebagai boneka oleh politisi PDIP sebagai simbol Soekarno.

Bodoh tentunya kalau kita lihat dari sisi intelektualitas jenjang pendidikan. Megawati yang tidak bisa menenteng ijazah sarjana bahkan pernah jadi issue politis yang dilempar lawan politiknya. Pada point ini harus diakui bahwa memang tidak salah saya punya cap "bodoh" untuk Megawati, dibandingkan dengan Sri Mulyani misalnya atau tokoh politisi lainnya yang menyandang berbagai macam gelar akademik seperti halnya Bang Haji dengan gelar profesornya, yang belum tentu lebih "pintar".

Diam merupakan ciri khas Megawati. Diam yang sekali lagi saya konotasikan sebagai "bodoh", tidak tahu mau ngomong apa atau komentar apa ketika lawan politik berkoar-koar dengan berbagai pernyataan yang menyudutkan dirinya maupun partainya. Jarang atau bahkan tidak ada komentar balik dari Megawati yang cukup keras ketika ada issue yang dilontarkan oleh lawan politiknya. Kalau pun komentar, seringkali ketika sudah sekian waktu berlalu sehingga sudah bukan issue panas dan menjadi adu lempar bola panas. Diamnya Megawati bukanlah cermin orang yang sabar ketika dihujat tapi diam yang bingung mau komentar apa untuk membela diri.

Kira-kira itu pandangan saya, dulu. Paling tidak sampai dengan saat saya menyaksikan ketika Megawati diwawancara personal dalam acara khusus di sebuah stasiun televisi beberapa waktu yang lalu. Persepsi saya sedikit bergeser dari "bodoh" dan "diam" menjadi seorang sosok "keibuan". Jawaban demi jawaban mengalir dari mulut Megawati dengan tenang dan tanpa beban ketika mendapat pertanyaan yang cukup banyak dan beragam dari sang presenter, meski bukan rahasia umum bahwa daftar pertanyaan sudah didiskusikan terlebih dahulu dengan nara sumber yang diundang di acara tersebut. Bahasa tubuh Megawati saat itu menggeser persepsi saya ke arah sosok seorang ibu yang sedang bercerita tentang bagaimana mengayomi anak-anaknya, cukup jujur dan terlihat tulus keluar dari hatinya. Dan bahasa tubuh ini saya lihat lagi siang ini di sebuah stasiun televisi yang menayangkan saat persiapan team Jokowi-JK sebelum berangkat ke kantor KPU. Tampak senyum cerah Megawati mengembang di bibirnya. Senyum lepas tanpa beban dan terlihat tulus tanpa tekanan.

Entah tawar-menawar politik apa yang dilakukan Megawati dibalik keputusan duet Jokowi-JK, tapi yang pasti bagi saya hal ini memperlihatkan "kedewasaan politik" dari Megawati yang tidak harus memaksakan garis keturunannya yang masih hijau di dunia politik, Puan Maharani. Di sisi lain, bisa jadi ini langkah politik Golkar yang cukup cerdik demi tetap mempertahankan eksistensinya di dalam pemerintahan. Kita tahu bersama bahwa ARB memberikan dukungan kepada Prabowo. Jadi posisi ini merupakan tindakan aman bagi Golkar siapa pun yang akan jadi Presiden nanti.

Keputusan akhir yang mengusung Capres dan Cawapres Jokowi-JK bisa jadi merupakan de javu terhadap duet Soekarno-Hatta. Kombinasi dua orang pemimpin yang berasal dari orang sipil bukan dari kalangan militer. Memang tidak salah sebuah guyonan garing yang mengatakan bahwa Jokowi memang harus bareng JK, karena kalau tidak hanya akan menjadi oowi.. ^_^

..real human

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun