Mohon tunggu...
Humaidah Hasibuan Hasibuan
Humaidah Hasibuan Hasibuan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

bekerja di IAIN Sumatera utara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Masalah Dunia Ini

19 Februari 2014   00:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

the trouble of  world, perlu dicermati. karena, banyak orang yang berjuang mati-matian memperjuangkan sesuatu yang bukan kepentingan untuk memecahkan masalah. energi habis, capenya tersisa.  intinya, manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh penciptanya harus terus mengkaji agar tidak rugi  sekarang maupun akan datang. rugi waktu, uang  dan energi adalah celaka, gak enak, derita dan menyiksa plus kecewa. kita mau yang menguntungkan, enak, bahagia, karena manusia diciptakan Allah lengkap dengan  fitrah materialistis, sejak lahir.

itu bagaikan surga dan neraka. jadi betul bahwa gak usah nunggu lama-lama untuk merasakan siksa neraka dan indahnya kehidupan surga, bunga-bunganya ada di sini dan sekarang. sikap yang arogan, tamak, rakus, kilas senyum kemunafikan, kasar, prasangka buruk, petantang-petenteng, pengejek, dengki, iri adalah bayang-bayang neraka, hidup dengan mereka adalah hidup dalam masalah, di dekat mereka bagaikan dalam neraka. wajah penuh senyum tulus, perhatian, kasih sayang, kata-kata motivatif adalah bayang-bayang surga. di dekat mereka bagaikan dalam surga. mereka tidak sama, yang ada dalam diri masing-masing mereka tidaklah sama. tidak ada kebaikan dalam kejahatan, tidak ada kejahatan dalam kebaikan kalau ternyata ditemukan itu namanya munafik, menggunakan kebaikan sebagai topeng kejahatan.

dan, untuk itu kenali masalah.

kata mereka orang-orang pintar itu, masalah adalah adanya kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Seharusnya Tuhan itu ada, pada kenyataannya banyak orang tidak mengakui adanya Tuhan maka telah terdapat masalah. seharusnya manusia itu ikut aturan Tuhan yang telah menciptakannya, pada kenyataannya banyak orang tidak mengikuti. seharusnya manusia itu dapat hidup aman dan damai dalam lingkungan sesamanya, pada kenyataannya banyak orang tidak demikian demikian seterusnya tentang berbagai hal "seharusnya". nah, "seharusnya" itu didapat dari mana?. harus dari yang benar, tidak boleh yang salah. kalau diambil dari yang salah maka itu menjadi masalah.

wuff......


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun