Mohon tunggu...
Hugo Irfantoro
Hugo Irfantoro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sel Prokariotik dan Eukariotik, Mana yang Lebih Dapat Bertahan Hidup?

25 Agustus 2017   18:04 Diperbarui: 25 Agustus 2017   19:32 5422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                            - Sel Eukariotik : Kelas Fungi : Kitin + Selulosa

                                                         Kelas Plantae : Selulosa (saat muda), Lignin (saat tua)

Dari perbedaan-perbedaan yang ada diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa sel Eukariotik merupakan perkembangan dari sel Prokariotik, bukti paling kuat bisa dilihat dalam bentuk DNA nya. Sel Prokariotik dan sel Eukariotik sama-sama memiliki bentuk DNA sirkuler.

            Sel Prokariotik sebagian besar terbagi menjadi kelas bakteri. Berikut adalah penjelasan mengenai dinding sel Prokariotik. "Bakteri (prokariot) adalah organisme prokariotik yang memiliki dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan. Hal ini berbeda dengan tumbuhan (eukariot) yang dinding selnya tersusun dari selulosa, pektin, maupun lignin.

           Dinding sel bakteri terdiri dari senyawa peptidoglikan, asam teikoat, polisakarida, lipid, asam amino, dan protein. Perlu diperhatikan bahwa keistimewaan dinding sel bakteri mengandung struktur dan material yang tidak ditemukan pada hewan dan tumbuhan, dimana urutan yang silih berganti dari N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin. Peptidoglikan hanya ditemukan pada sel prokariota saja. Diamino pimelat hanya ditemukan pada semua bakteri Gram negatif dan sebagian bakteri Gram positif. Diamino pimelat pada bakteri bentuk kokus diganti asam amino lisin, alanin, glutamate, glisin, serin, asam aspartat, dll.

  • Peptidoglikan

Peptidoglikan, yaitu suatu polimer N-glikosamin terasilasi dengan rantai peptida. Terdiri atas unit-unit N-asetilglukosamin dan N-asetilmuramat secara bergantian. Peptidoglikan berfungsi, yaitu (i) mencegah lisis sel di dalam media hipotonis, (ii) menyebabkan sel kaku dan memberi bentuk kepada sel.

Sel Eukariotik sebagian besar terdiri dari Fungi dan Tumbuhan (Plantae). Berikut adalah penjelasan mengenai dinding sel Eukariotik :

            Dinding sel merupakan benda ergastik atau bahan inclusion non protoplasmic yang terdapat di luar plasma sel dan membran plasma. Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron tampak dua daerah yang berbeda yaitu daerah mikrofibril acak atau daerah yang terbentuk saat replikasi sel, dan daerah mikrofibril sejajar atau disebut dinding primer dan sekunder yang letaknya mengelilingi sel yang dewasa. Mikrofibril adalah suatu unit dasar dari dinding sel yang terdiri dari selulosa."(Marinda Mega,2014)

            Sekarang, saya akan mulai mengemukakan pendapat saya sendiri mengenai seberapa setuju saya tentang sel prokariotik yang lebih mudah mempertahankan eksistensinya dari kepunahan dibandingkan sel eukariotik. Saya setuju dengan topik ini, bahwa sel prokariotik lebih mudah mempertahankan eksistensinya dari kepunahan dibandingkan sel eukariotik. Saya akan menjelaskan berbagai alasan saya setuju topik ini.

Pertama, beberapa bakteri mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrem. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk golongan bakteri penyebab keracunan pada makanan kaleng. Contoh lain, beberapa komunitas bakteri dapat bertahan hidup di dalam awan dengan ketinggian hingga 10 kilometer. Terdapat sebuah tim peneliti yang menggunakan pesawat tua DC-8 yang dimodifikasi sebagai laboratorium terbang berhasil mengambil sampel sejumlah bakteri di awan dalam kondisi badai. Bakteri yang hidup dalam nukleasi es terbawa badai dan bertahan dalam ionisasi awan.

Kedua ,Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh pada manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. Sebagai perbandingan, manusia pada umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000 Gy. Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA. Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri dapat mengalami kematian. Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun