Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. â– JUST BE MYSELFâ– 

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kenangan Masa Kecil Menjalani Puasa Ramadan

2 April 2023   08:22 Diperbarui: 2 April 2023   08:32 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustarsi masa kecil, anak-anak TPQ (dokpri/et's)

ilustarsi masa kecil, anak-anak TPQ (dokpri/et's)
ilustarsi masa kecil, anak-anak TPQ (dokpri/et's)


Meskipun tidak banyak nasihat orang tua, ketidakjujuran saya hanya sebatas pengalaman di atas. Tak lebih dari itu.

Sebagai anak sulung dan punya adik yang masih kecil-kecil, saya terbiasa membantu orang tua. Dengan menyapu, mencuci piring, dan disuruh belanja ke warung. Kadang juga kalau hari Minggu disuruh belanja ke pasar jalan kaki lewat pematang sawah. Jarak dari rumah ke pasar lebih dari 700 meter.

Kalau diingat-ingat sekarang, zaman dulu kok tega ya orang tua menyuruh anak kecil jalan kaki jarak jauh, lewat persawahan yang luas dan sepi, di pagi yang dingin dan masih remang-remang.
Kenapa nggak khawatir ada orang jahat atau mengalami kejadian-kejadian yang lain.

Tapi ya begitulah orang tua pada masa kecil saya. Mungkin juga zaman dulu masih aman-aman saja tidak banyak kejahatan. Tidak seperti sekarang, banyak tindak kejahatan  pemerkosaan, penculikan, dan lain-lain.

Selain bantu-bantu orang tua, saya terbiasa mandiri terutama dalam hal mencari ilmu agama. Namun semua itu tidak lepas dari kedisiplinan yang diterapkan orang tua. Artinya saya ditekankan untuk mengaji, shalat, sekolah diniyah, dan puasa. Sedangkan urusan-urusan terkait semua itu saya siapkan sendiri.

Pengalaman lain dalam bulan puasa ketika kelas 5 dan kelas 6 sekolah dasar mungkin lebih merupakan pengalaman baik. Tidak seperti kelas 2 SD yang ada bohong-bohongnya.

Setiap pagi saya shalat Subuh dilanjutkan pengajian atau kuliah subuh di pondok pesantren (ponpes) API Assalafiy. Jarak dari rumah sekitar 500 meter.

Setelah makan sahur saya langsung bersiap-siap ke ponpes. Dari peralatan shalat dan ngaji, juga obor minyak untuk penerangan di jalan saya persiapkan sendiri.

Jam 3 pagi saya berangkat ke ponpes. Dengan membawa obor minyak yang saya nyalakan dari rumah, saya berjalan kaki melewati lapangan sepak bola, dua jembatan sungai yang sepi, dan menyeberang jalan raya.

Pukul 06.30 kuliah subuh selesai dan saya buru-buru langsung pulang. Jalan kaki saya percepat karena takut telat masuk sekolah. Lumayan susah juga lari-lari kecil sambil bawa peralatan shalat, alat tulis, dan obor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun