Mohon tunggu...
Sotardugur Parreva
Sotardugur Parreva Mohon Tunggu... -

Leluhurku dari pesisir Danau Toba, Sumatera Utara. Istriku seorang perempuan. Aku ayah seorang putera dan seorang puteri. Kami bermukim di Jawa Barat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tanggapan untuk Artikel "Mencermati Teks Pancasila"

24 Agustus 2017   14:31 Diperbarui: 26 Agustus 2017   15:05 2995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya seorang muslim mengakui Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa. Coba simak kalimat berikut 'saya seorang muslim mengakui Allah adalah Ketuhanan Yang Maha Esa'. Ini tidak lazim dan menyalahi aturan. Tetapi NKRI mengakui 'sesuatu' adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. 'Sesuatu' adalah jelas bukan Allah. Mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia, kata 'sesuatu' sebagai 'ketuhanan' berarti 'tuhan' hasil capaian dan bentukan usaha manusia. Apa arti itu menurut pandangan agama islam! Dengan demikian islam sebagai agama dari sebagian besar orang Indonesia tidak diakui di negeri ini. Logika istilah 'ketuhanan' tidak masuk akal!

Pada analisis @Suta itu, kutangkap, ada pemaksaan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa harus dibaca sebagai Tuhan Yang Maha Esa.Padahal, @Suta telah memahami bahwa Ketuhanan tidak identik dengan Tuhan. Dengan demikian, @Suta tidak konsisten. @Suta mengerti bahwa Ketuhanan tidak sama dengan Tuhan, tetapi @Suta memaksakan membaca Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Rancu.

Kemudian, untuk sila kedua, @Suta mengajukan analisis:

Kata 'kemanusiaan' berasal dari kata dasar 'manusia' dan mendapatkan imbuhan 'ke- -an'. 'Manusia' adalah kata benda, nyata, wujud, dan jelas disebut sebagai 'orang'. Istilah 'kemanusiaan' jelas artinya bukan manusia, tetapi hasil capaian usaha manusia sehingga terbentuklah seperti manusia. Sila ke-2 bisa diartikan bahwa NKRI menjadikan sebagai dasar negara atas 'sesuatu' yang bukan manusia yang sifat adil dan memiliki perilaku sikap adab, bisa jadi orang-orangan yang ada di sawah atau apapun yang sejenis itu. Tetapi bila kalimat berikut 'Manusia yang ber-adil dan ber-adab' berarti manusia yang memiliki perilaku mengarah usaha adil dan adab. Jelas ada contoh sebagai acuan dasar tuntunan manusia seperti rosul/nabi, para alim ulama, tokoh-tokoh masyarakat yang terkenal kebaikannya.

Pada poin itu, kutangkap, @Suta memaksakan pengertian dari kemanusiaan sebagai hasil capaian usaha manusia sehingga terbentuklah seperti manusia. Sementara itu, jika dibaca di KBBI, kemanusiaan/ke*ma*nu*si*a*an/ n1 sifat-sifat manusia; 2 secara manusia; sebagai manusia: perasaan - kita senantiasa mencegah kita melakukan tindakan terkutuk itu.

Selanjutnya, untuk analisis sila keempat, @Suta mengemukakan:

Perbedaan teks terletak pada kata "Kerakyatan' dan 'rakyat'. Penalarannnya sama dengan uraian sila ke-2 di atas. Rakyat adalah penduduk yang mendiami suatu negeri/negara. Jelas bahwa rakyat adalah kumpulan manusia. 'Kerakyatan' berarti 'bukan kumpulan manusia'. Rangkaian kalimat 'Kerakyatan (bukan kumpulan manusia) yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan' adalah sebagai dasar yang membingungkan.

Menurut KBBI, kerakyatan/ke*rak*yat*an/ n1 segala sesuatu yang mengenai rakyat; 2 demokrasi; 3ark kewarganegaraan.

Untuk sila kelima, @Suta mengemukakan:

Perbedaan teks terletak pada kata 'Keadilan' dari sila yang lama dan "Kesejahteraan' dari sila yang usulan. Kedua kata tersebut berasal dari kata dasar abstrak 'adil' dan 'sejahtera', setelah mendapatkan imbuhan 'ke- -an' berubah menjadi kata benda. Secara logika kata 'adil' bersifat individual. Contoh 'Allah maha adil'. Manusia secara individu boleh berusaha mengarah berperilaku adil. Jadi kata 'adil' melekat pada pribadi. Kata 'sejahtera' memang cocok melekat pada suatu komunitas. Tidak mungkin seorang diri hidup sendirian di hutan belantara dikatakan dirinya bisa hidup sejahtera. Semua manusia perlu bantuan sesama. Kata 'kesejahteraan' adalah hasil capaian usaha bersama dalam komunitas kehidupan atas kesepakatan aturan yang telah tercipta.

Menurut KBBI, keadilan/ke*a*dil*an/ n sifat (perbuatan, perlakuan, dan sebagainya) yang adil: dia hanya mempertahankan hak dan ~ nya; Pemerintah menciptakan ~ bagi masyarakat;~ sosial kerja sama untuk menghasilkan masyarakat yang bersatu secara organis sehingga setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup pada kemampuan aslinya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun