Mohon tunggu...
Hendi Rukmana
Hendi Rukmana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kumpulan goresan agar tidak terbuang dan tercecer. Rekam jejak manusia biasa-biasa saja. Nyaris berada pada titik zenith dan nadir. Sekarang mencari jalan untuk kembali dalam Episode Senja. http://www.dalamberita.top

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam yang Menggemaskan

5 Juni 2012   14:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ayo duduk disini. Ambil segelas jahe panasmu. Kita bahas tentang malam yang menggemaskan. Aku tahu berat untukmu dengan dalam berbagi waktu. Begitu juga aku. Kita nyaris tak punya waktu bersama untuk membahas hal-hal renyah yang menghangatkan jiwa. Mumpung malam ini begitu dingin, cocok juga rasanya untuk duduk disini membahas malam yang menggemaskan.

Kau lihat pohon tumbang yang terkena hujan angin semalam? Pohon itu cukup besar. Tak selayaknya tumbang karena angin. Tapi rupanya angin yang cukup kencang semalam berhasil menumbangkannya. Aku tahu selama ini ada masalah antara pohon besar itu dan angin. Sudah hampir 10 tahun pohon terbuai hembusan angin sepoi. Pohon merasa begitu gagahnya dalam belaian angin. Dalam benak sang pohon, angin tak kan mungkin menghancurkannya. tapi lihatlah dalam sekejap mata. Ketika angin begitu kencangnya bertiup. Ia melupakan persahabatan 10 tahun ini dengan sang pohon. Pohon pun tumbang. Mungkinkah angin muak dengan perlakuan pohon yang semakin sombong terhadapnya. Menganggap remeh kehadiran angin selama ini. Mungkin juga angin bosan dengan hubungannya dengan pohon. Entahlah, dalam malam yang menggemaskan, angin menumbangkan pohon yang besar. Tragis kawan....

Kenapa kau tertawa dengan cerita angin dan pohonku. Nikmati saja jahe panasmu. Aku pun tersenyum. Aku merindukanmu sejak lama. Aku tahu sebelumnya betapa kau merindukanku. Dan kau tahu, sekarang aku yang merindukanmu. Dalam semua keterbatasan ini. Kau tak pernah tahu. Kuharap, semua usai setelah jahe panas ini kita habiskan. Semua bubar setelah malam yang menggemaskan ini. Kau dan aku seperti angin dan pohon... dan aku tak mau tumbang karena hembusan anginmu yang kian kencang.

Malam yang menggemaskan..... peluk aku kembali atau lepaskan semua rasa ini.... hahahahaha... Selamat malam kawan, sampai jumpa dalam episode kehidupan yang lain. Aku akan bergerak dan segera berlalu dari hadapanmu sebelum kau bergerak dan berlalu lebih cepat dari yang kubayangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun