Mohon tunggu...
Hutomo Riyadi
Hutomo Riyadi Mohon Tunggu... -

mahasiswa jurusan budaya + bahasa Jepang tahun akhir di sebuah PTN di Bandung (Bandung coret tepatnya), sedang mencoba menyelesaikan skripsi yang gak selesai2 sambil mempelajari bahasa asing tambahan, dan memperdalam kembali bahasa Indonesia (as primary language)...sambil tetap meneruskan hobi menuils kapanpun...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Datang Kembali Jakartaku yang Manusiawi :)

25 Agustus 2011   19:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:28 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Curhat sedikit sekaligus bagi-bagi sedikit pengalaman berlebaran di ibukota "tersayang"...

Gak sadar, ini sudah tahun ke 6 saya menetap di Bandung...dan gak sadar juga, tahun ini bakal menjadi ke 6 kalinya saya ikut larut dalam hebohnya "ritual" tahunan menjelang Idul Fitri ala' Indonesia. Ya, apa lagi klo bukan mudik??? Memang, jarak Jakarta - Bandung relatif dekat (1,5-2,5 jam perjalanan lewat tol Cipularang dengan Bus/Travel/Kendaraan pribadi, 3 jam perjalanan naik Argo Parahyangan). Dan dengan faktor itu, mestinya sudah pasti saya bisa pulang ke Jakarta dengan "seenak jidat" kapanpun saya mau, tapi tetap saja, ada suatu perasaan yang "kurang" jika belum mudik setiap Lebaran, walaupun saya tidak ikut merayakan.

Ada beberapa hal yang saya amat senangi ketika mudik ke Jakarta. Yang pertama, saya tidak perlu ribet terjebak kemacetan arus mudik di tol, ataupun jalan alternatif ke arah Jakarta (iyalah, orang-orang pada mudik ke luar Jakarta, cuma saya dan sebagian kecil masyarakat yang mudik ke Jakarta) dan sebaliknya ketika akan balik ke Bandung menjelang selesainya libur Idul Fitri,  dan yang kedua adalah kondisi Jakarta yang mendadak berubah drastis. Yang tadinya terasa riuh bin sumpek dengan macet dimana-mana, untuk waktu paling tidak dua minggu, berubah menjadi sepi senyap nyaris tanpa kehidupan.

Dan buat saya, inilah saat yang paling saya tunggu untuk menjelajahi Jakarta dengan moda angkutan apapun, dari bajaj, sampai busway...karena disaat seperti inilah, angkutan umum di Jakarta, yang sering dikeluhkan berjejalan, dan tidak manusiawi, dst berubah menjadi sangat manusiawi...dan kosong. Kalaupun masih tetap berjejalan, mungkin hanya di beberapa rute tertentu yang melayani tujuan ke arah tujuan wisata yang populer, seperti Ragunan (kebun binatang), Ancol, dst. Kalau mau naik kendaraan pribadi?? Masih oke, malah di saat seperti inilah saya bisa melihat pengemudi kendaraan pribadi ngebut di jalan-jalan protokol yang di hari biasa menjadi jalan-jalan yang paling macet di ibukota, mungkin di saat inilah mereka bisa asyik membayangkan diri sedang menjadi Valentino Rossi atau Michael Schumacher di jalan yang biasa mereka tempuh setiap kali berangkat kerja =))

Dan saat seperti ini juga pula yang membuat saya merasa betah menghabiskan libur hari raya di Jakarta, minimal, sampai di saat arus balik dimulai. Dan disaat sang ibukota mulai kembali terasa macet bin sumpek dan menghadapi kembali masalah-masalah klasik pasca-lebaran.  Urbanisasi.

Heran, udah tau Jakarta udah overcapacity, dan udah tau masih banyak kota besar yang lain yang masih menjanjikan untuk mengadu nasib selain Jakarta, masih saja banyak pemudik yang membawa sanak saudara dari kampung halaman ke Jakarta...sampai saya sering bercandain di Facebook, sambil ngarep yang mudik ke kampung masing-masing mendadak ogah buat balik lagi ke ibukota, apalagi kalau pake acara bawa saudara dari kampung masing-masing *kabur_takut_disambit


Terkadang, disaat seperti inilah saya sering berguman dalam hati, kalau kota ini bisa ngomong, mungkin bakal ngomong  "lebaranlah saat dimana gw tampil seperti kota-kota besar lain di luar negeri sono. Sepi, tentram, nyaman, dengan segelintir penduduk yang emang penduduk tetapnya gw".

Yah, anyway...selamat datang Idul Fitri, selamat datang kembali Jakartaku yang manusiawi... :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun