Mohon tunggu...
Mohammad Herdianto
Mohammad Herdianto Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan jurnalis, hanya suka menulis

PNS (Pegawai Nyekel Sapu)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ngopi Sebagai Wujud Harmonisasi

30 Maret 2018   14:42 Diperbarui: 30 Maret 2018   15:07 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir kopi siap untuk dinikmati | dokumen pribadi

Awalnya ragu ketika ada niat dalam hati ingin menulis tentang kopi. Sudah banyak sekali artikel-artikel atau tulisan tentang kopi, ulasan yang begitu menarik untuk disimak, menerangkan tentang kopi dari berbagai jenis secara detail dan sangat rocommended sekali bagi para penikmatnya.

Namun apalah daya niat sudah terlanjur menjadi niat, mau tidak mau harus di realisasikan. Alhasil saya tidak ingin membahas tentang kopinya, akan tetapi membahas tentang aktifitas minum kopinya.

Bicara tentang aktifitas minum kopi atau biasa di sebut dengan ngopi, rasa-rasanya memang tidak ada habisnya untuk di ceritakan. Kopi memang memiliki kesan yang tersendiri bagi para penikmatnya, mulai dari pemimpin tertinggi sampai rakyat kecilpun semua bisa tergabung dalam sebuah tempat untuk menikmati minuman yang satu ini.

Memang sudah bukan rahasia lagi, ketika seseorang sedang ngopi di sebuah kafe mewah maupun kedai sederhana, sangatlah tidak sebanding antara lamanya ngopi dan minuman yang dipesan. Seseorang bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menikmati secangkir kopi.

Seberapa lamakah waktu untuk ngopi? Dan kapankah waktu yang tepat untuk ngopi? Pag hari, sore hari , atau malam hari? Entahlah, yang pasti setiap orang memilik jawaban tersendiri dan tergantung bagaiamana cara menikmatinya. Yang pasti, bagi saya ngopi bukanlah sekedar aktifitas menikmati sebuah minuman, atau paling mainstream untuk menghilangkan rasa kantuk namun ngopi adalah sebuah bentuk keharmonisan.

Ngopi dimata orang Jawa


Sebagai seorang yang hidup di Jawa, saya terbiasa mendengar orang jawa menyebut ngopi dengan istilah wedangan. Wedangan berasal dari kata wedang, yang berarti adalah sebuah seduhan minuman hangat. 

Ada juga sebagian berpendapat bahwa wedang adalah singkatan dari dua kata yaitu ngawe yang berarti mengundang  dan kadang yang berarti sanak saudara atau keluarga.

Mengingat bahwa setiap orang memiliki pola kehidupan sendiri-sendiri, tidak setiap waktu bisa berkumpul dengan teman, kerabat dan maupun tetangga, maka bagi sebagian orang jawa mungkin solusi untuk bisa silaturahmi adalah salah satunya dengan cara ngopi atau wedangan.

Ngopi sebagai cara berterima kasih

Saling tolong menolong dalam hal kebaikan antara seseorang dengan teman, kerabat maupun keluarga adalah hal yang sangat wajar, mengingat bahwa tidak setiap apa yang kita lakukan, tidak semuanya bisa kita lakukan sendiri, ada kalanya kita meminta bantuan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun