Semangat #womenepowerment atau #girlpower rupanya banyak sekali dapat kita temukan dalam ragam cerita rakyat di Indonesia.Â
Andaikan kita jeli, biasanya sedari kecil, cerita yang kerap disodorkan tentang betapa perempuan adalah makhluk yang sering meratap dan menangis, tak bisa membuat keputusan, atau pasrah dijodohkan. Misalnya cerita ala puteri seperti Cinderella atau Putri Salju.Â
Mereka harus menunggu datangnya pangeran tampan untuk bisa membuatnya merasa bahagia dan berharga. Wow.. padahal untuk menjadi bahagia kan itu menjadi tanggung jawab diri sendiri ya.
Padahal melalui dongeng dan cerita, kita bisa lho menggelorakan semangat pemberdayaan perempuan. Sosok perempuan yang kuat, teguh memegang prinsip, gesit, cerdas, lihai menyusun strategi, hingga mampu membalikkan keadaan suram menjadi bersinar.
Untuk itulah di awal tahun 2021 ini, mari kita kembali menggiatkan lagi kegiatan bercerita dan mendongeng dengan tokoh perempuan yang tangguh dan keren!
Ratu Aji Bidara Putih
Danau Lipan di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur memiliki legendanya sendiri. Danau yang memiliki rupa seperti padang rumput dengan semak-semak ini sangat erat dengan cerita tentang Ratu Aji Bidara Putih.
Seperti dikutip dari Diadona.id, Ratu Aji Bidara Putih adalah seorang pemimpin Negeri Muara Kaman yang terkenal berkat kecantikan dan kulitnya yang putih bersih. Konon, saking putihnya kulit sang ratu, orang bisa melihat warna merah dari air sepahan yang mengalir di kerongkongannya.
Suatu hari, Ratu Aji Bidara Putih mendapat kunjungan dari negeri Cina. Sebuah rombongan datang dengan kapal dalam rangka menyampaikan pesan raja mereka untuk meminang sang ratu.Â
Ratu Aji Bidara Putih tidak langsung menerimanya, namun menyambut mereka dengan baik. Dia berniat mencari tau latar belakang si raja asal Cina itu terlebih dahulu sebelum memutuskan akan menerima atau tidak.
Ratu mengutus menterinya untuk menyelidiki si raja yang berada di kapalnya dan kemudian menemukan sesuatu yang membuat ratu harus menolak lamarannya. Tak terima, mereka pun menyerbu istana Ratu Aji Bidara Putih.Â
Di sinilah sang ratu menunjukkan kesaktiannya dengan kunyahan sirih yang bisa berubah menjadi lipan raksasa.
Sarat Pelajaran Bagi Perempuan
Sebagai pemimpin, Ratu Aji Bidara Putih memperlihatkan bahwa semua perempuan memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama untuk menjadi berguna bagi masyarakat.
Sementara itu, dalam legenda diceritakan bahwa si raja memiliki sifat jorok karena menghadiri jamuan makan dengan cara langsung dimakan oleh mulut, bukan pakai tangan. Tentu saja Ratu Aji Bidara Putih tidak suka. Ia menjunjung tinggi etika dan kesopanan dalam menghadapi orang lain
Di sisi lain, Ratu Aji Bidara Putih juga mengajarkan untuk saling menghargai dan terbuka terhadap siapa saja yang bertamu. Meskipun sang tamu memiliki maksud terselubung, ia tetap berpikir positif.
Namun Ratu Aji Bidara Putih juga memiliki insting dan sikap waspada yang tinggi. Makanya ia tak langsung mempercayai raja begitu saja dan mengutus sang menteri untuk melakukan penyelidikan.Â
Hal ini mengajarkan bahwa sebelum memutuskan sesuatu, kita harus melakukan riset terlebih dahulu. Selain memberikan data dan fakta, perilaku ini menghindarkan kita dari sikap penyesalan karena telah keliru membuat keputusan.
Dalam hal ini, Ratu Aji Bidara Putih akan dilamar oleh raja. Tentu saja ia sangat selektif memilih pasangan. Hal ini mengajarkan kepada kaum perempuan bahwa tak semua lelaki berparas menarik dengan harta kekayaan melimpah adalah jaminan mutu.
Jangan pernah tenggelam dalam perasaan dan asmara yang ditawarkan. Watak seseorang tak mungkin bisa ditutupi dengan segala sandiwara. Â Oleh karena itu, setiap perempuan harus tetap berpikir jernih dan logis untuk mengetahui lebih dalam karakter asli lelaki tersebut.Â
***
Hanifa Paramitha