Lantas faktor risiko apa saja yang bisa memberatkan kondisi seseorang dengan gangguan paru-paru?
Seperti yang dijelaskan dr. Ferdi, sistem pernapasan manusia punya mekanisme perlindungan sendiri. Seperti sel darah putih yang siap menghadang virus hingga eskalator untuk membuang mukus alias lendir lewat batuk.
Jadi, batuk adalah gerakan reflek yang menandakan pertahanan tubuh kita berfungsi dengan baik.
Nah bagi para perokok, aktivitas merokoknya tersebut akan membuat eskalator dahak menjadi terganggu. Orang tua berusia sepuh pun berisiko karena sistem organ tubuh memiliki usia bugarnya masing-masing.
Berikutnya adalah orang dengan riwayat struk. Â Adanya sumbatan pada pembuluh darah di otak menyebabkan reflek batuk berkurang.
Selain itu, riwayat penyakit diabetes dan gangguan ginjal serta jantung juga memengaruhi karena adanya penurunan daya tahan tubuh.
Aturan Baru dari WHO
Dalam perbincangan kami, beliau juga memaparkan sebuah salindia yang menerangkan guideline terbaru dari World Health Organization (WHO) per 16 Desember 2020. Guideline tersebut menjadi acuan para tenaga kesehatan untuk melihat apakah seseorang  terindikasi terjangkit virus Covid-19 atau tidak.
dr. Ferdi menambahkan, Â karena baru saja diterbitkan, aturan WHO tersebut hari ini belum menjadi Permenkes oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Penjelasan dalam salindia tersebut menjadi tiga kategori, yaitu suspected (orang yang dicurigai), probable (orang yang menuju pasti terkonfirmasi), dan confirmed (orang yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19).