"Mengagumi keajaiban Allah menciptakan Danau Toba", sambung Alfian.
"Lalu bagaimana cara kita mengagumi keajaiban Allah itu ?"
Beberapa saat siswa terdiam. Maka akupun menyampaikan pesan-pesan sponsor bahwa  cara mensyukuri kebaikan Allah atas Danau Toba dengan bergotong-royong mengelola dan menjaganya. Mari menikmati wonderful Indonesia, menjaga heritage of Toba dengan tidak menuliskan namamu dan pacarmu di pohon-pohon yang di Parapat itu, lebih baik kalian abadikan kenangan kasih sayang kalian dengan membawa pohon dan menanamkannya itu di lereng-lereng tandus dan terjal itu supaya akar cinta, eh salah akar pohon itu kuat menahan longsoran tanah akibat hujan.
***********
Apa yang dapat dilakukan seorang guru untuk meningkatkan pariwisata Danau Toba? Apalagi saat ini DSP Â Toba menjadai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) pariwisata Indonesia.
Ya, menjadikan Danau Toba sebagai media pembelajaran. Saya yakin semua jenjang pendidikan apapun mata pelajarannya dapat menjadikan Danau Toba sebagai media pembelajaran.
Bayangkan, jika satu kelas ada 30 siswa yang teredukasi untuk peduli Danau Toba, dikali enam kelas maka ada 240 siswa mendapat pemahaman baru tentang  pentingnya melestarikan Danau Toba.Â
Belum lagi jika 240 siswa itu ditugaskan membuat struktur dan teks kebahasaan teks eksplanasi Danau Toba misalnya dalam bentuk gambar, podcast, video, kartun, dll, maka akan adan 240 media promosi Danau Toba.
Belum lagi kalau guru meminta siswa mengomunikasikan karya mereka sebagai bentuk keterampilan siswa  abad 21, mereka akan mengunggah tugas tersebut di media sosial masing-masing. Jangan ajari kaum milenial untuk up date status di medsos .
O iya, supaya media pembelajaran guru lebih otentik, diharapkan guru-gurunya dulu dong yang ke  Parapat. Saya bersyukur, akhir Agustus lalu, saya mengikuti bimtek untuk guru di Danau Toba. Selain saya dapat ilmu, komunitas, layanan hotel, udara dan pemandangan indah, sudah pasti saya dapat 'jepret-jepret' cantik Danau Toba sebagai media otentik pembelajaran yang sudah saya tampilkan di awal tadi.
Berharap Kemenparekraf  akan terus bekerja sama dengan Kemendikbudristek, khusus lembaga-lembaga pelatihan guru. Bolehlah mengapresisasi guru dengan meminta mereka belajar di hotel-hotel itu. Selain untuk mendapatkan media pembelajaran, pastinya mereka akan menjadi duta pariwisata Danau Toba untuk siswa-siswa. Meski pelatihan itu tampak 'gratis', yakinlah gratis itu akan kembali ke pengembangan pariwisata Danau Toba lewat belanja oleh-oleh guru yang pastinya perputaran uang itu dapat memajukan perekonomian kreatif masyarakat sekitar Danau Toba.