Mohon tunggu...
Hosea Richard
Hosea Richard Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Semoga melalui artikel yang saya tulis, dapat menjadi pencerahan dan menambah wawasan teman-teman. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

12 Tahun Belajar Meraih Impian Hidup Melalui Film "Boyhood" (2015)

13 November 2021   17:59 Diperbarui: 13 November 2021   18:34 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertumbuhan Mason Jr Sebagai Tokoh Utama. Sumber: philosophyofshaving.wordpress.com.

Apakah sebuah film bisa berdampak pada psikologis seseorang?

Film hadir sebagai salah satu media yang saat ini telah mengubah kebiasaan manusia dalam menikmati sebuah hiburan.

Tidak hanya sebagai wadah untuk meng-entertain saja tetapi film bisa digunakan sebagai jembatan untuk menyampaikan suatu pesan tertentu.

Selama ini, pernahkah kamu merasa bahwa terdapat beberapa alur cerita dalam film yang ditampilkan sangat sesuai dengan kehidupan nyata kamu? Kalau iya, kamu tidak sendiri.

 Perlu diketahui bahwa beberapa film dibuat supaya penonton merasa relate dan memahami konteks cerita apa yang ingin dibangun.

Maka dari itu, tidak heran bahwa banyak film yang latar belakang ceritanya berdasar dari fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan sekitar kita.

Hal ini termasuk pada perkembangan tokoh utama yang seringkali digambarkan secara detil sehingga penonton berpotensi untuk mencontoh kepribadian dan juga sifat tokoh tersebut.

Penjelasan kalimat di atas dapat dipahami dengan melihat salah satu film yakni adalah Boyhood yang disutradarai oleh Richard Linklater dan dirilis via streaming pada tahun 2015.

Boyhood (2015)

Poster Film Boyhood. Sumber: filmaffinity.com
Poster Film Boyhood. Sumber: filmaffinity.com

Ellar Coltrane yang berperan menjadi tokoh utama, diceritakan sebagai seorang anak laki-laki bernama Mason Jr yang mengalami broken home. 

Perceraian yang terjadi dalam keluarganya saat ia masih kecil, membuat Mason harus teguh dalam menjalani kehidupannya.

Ia bersama kakak perempuannya, memutuskan untuk ikut ibunya dan belajar beradaptasi di lingkungan keluarga yang tidak lengkap.

Menariknya, film Boyhood (2015) tersebut diproduksi selama kurang lebih 12 tahun dengan menggunakan aktor dan aktris yang sama.

Para penonton benar-benar merasakan pertumbuhan tokoh utama yaitu Mason Jr yang semula masih anak-anak kemudian pelan-pelan beranjak ke dewasa.

Dari sinilah kekuatan film ini bekerja karena fokus sebenarnya yang ingin ditunjukkan adalah perubahan sifat dan perilaku dari tokoh utama yakni Mason Jr.

Bagaimana cara tokoh tersebut merespon keadaan buruk yang dialaminya, bisa memengaruhi cara pandang dan psikologis orang yang menonton dalam mengatasi masalah seperti broken home.

Pembahasan terkait tokoh Mason Jr dan dampaknya kepada penonton bisa kita pahami dengan konsep psikoanalisis milik Sigmund Freud.

Psikoanalisis dalam Film

Adegan Mason Jr Saat Di Sekolah. Sumber: standbyformindcontrol.com.
Adegan Mason Jr Saat Di Sekolah. Sumber: standbyformindcontrol.com.

Teori psikoanalisis dari seorang tokoh bernama Sigmund Freud sangat terkenal dengan bagaimana kejiwaan manusia dipahami.

Freud (dalam Ryan, 2012, h. 51) membagi struktur psikologis manusia dalam tiga bagian yakni ID, Ego, dan Superego.

Singkatnya, ID berbicara terkait kepuasan alamiah yang harus kita penuhi, Ego tentang bagaimana cara kita memenuhi ID tetapi harus berkaca pada realita, sedangkan Superego mengarah pada bagaimana perilaku kita harus memperhatikan moralitas

 Dalam film Boyhood (2015), konflik yang dialami Mason Jr sebenarnya telah memengaruhi ID miliknya yakni kebutuhan emosional akan kasih sayang.

Tidak hanya itu, beberapa dialog yang terjadi antara Mason Jr dan tokoh lain menunjukkan adanya rasa penantian, apakah kondisi keluarganya akan kembali.

Belum lagi konflik semakin memanas karena ibunya ingin menikah lagi dengan orang lain. Di saat inilah sikap dan respon Mason tidak berhenti dibentuk serta mau tidak mau, ia harus berjuang.

Superego yang dimiliki Mason dalam tahap ini aktif secara bertahap. Ia memahami bahwa ia tidak boleh hanya berfokus pada kebutuhan kasih sayangnya dalam hal kelengkapan keluarga.

Seiring bertambahnya umur, sifat Mason yang pada mulanya sangat kesusahan untuk menerima keadaan, mulai bisa membiasakan diri.

Apalagi kedewasaannya semakin muncul dan membuatnya perlu memikirkan tujuan lain yakni mencapai impiannya.

Cateridge (2015, h. 279) mengatakan bahwa menjadi dewasa berarti mengembangkan ego secara sadar dan rasional untuk moderasi ID.

Sedikit demi sedikit, Mason tau bagaimana cara ia melawan egonya sendiri. Ia tidak bisa tenggelam terlalu lama dalam kesedihan yang menimpanya.

Pembentukan alur cerita seperti ini yang menurut saya membuat film Boyhood (2015) menjadi pantas untuk kamu tonton, minimal sekali seumur hidup.

Perjuangan Tokoh Menjadi Inspirasi

Penerapan konsep terkait psikologis sang tokoh utama sebetulnya bisa memberikan dampak lain kepada penontonnya.

Ketika kita melihat film tersebut secara keseluruhan, kita akan berpikir kalau ternyata anak-anak yang mengalami masalah broken home, ternyata harus mengalami kehidupan yang serba naik turun.

Begitu juga efeknya akan sangat besar bagi teman-teman kita yang mempunyai pengalaman tersebut.

Bisa jadi mereka akan melihat tindakan Mason Jr sebagai panutan dan acuan untuk merespon permasalahan yang mereka hadapi.

Poin ini yang menjadi bukti kalau film bisa berpengaruh pada psikologis seseorang dan membantu mereka untuk melihat fenomena dari sudut pandang yang baru.

Beruntungnya cerita tersebut memang dibuat berakhir bahagia dan berpesan bahwa setiap orang berkesempatan untuk mempunyai mimpi yang bisa diraih.

DAFTAR PUSTAKA

Cateridge, J. (2015). Film Studies for Dummies. UK: John Wiley & Sons, Ltd.

Ryan,M. (2012). An Introduction to Criticism: Literature/Film/Culture. UK: Wiley-Blackwell.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun