Penulis:Â
Nama : Hosa Nathanael Risano Putra
Program Studi : Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan
Revolution industri 4.0 membawa dampak besar pada kehidupan manusia. Era revolusi industri ini melahirkan berbagai teknologi. Salah satu teknologi yang muncul di era revolusi industri 4.0 adalah Artificial Intelligent (AI) dan teknologi robotika. Artificial Intelligent (AI) merupakan sistem atau mesin yang meniru kecerdasan manusia. Sistem ini mencakup kemampuan untuk belajar dari data, memahami bahasa, mengenali pola, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah secara otonom. Dengan kata lain, AI membuat komputer dan mesin mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti mengenali gambar, memahami bahasa alami, dan membuat prediksi berdasarkan data (LYRID, 2025).
Sementara itu, robot adalah mesin yang menjalankan serangkaian tindakan secara otomatis (Muslim, 2022). Kamus Webster juga mendefinisikan robot sebagai sebuah alat otomatis yang melakukan fungsi berdasarkan kebutuhan manusia (Muslim, 2022). Kedua teknologi ini sebagai kunci dan pertanda bahwa dunia semakin dekat dengan revolusi industri 5.0. Kolaborasi antara AI dan robotika menciptakan sebuah sistem yang cepat dan sangat efisien. Artikel ini akan membahas penerapan AI dan robotika pada era revolusi industri 4.0 serta potensi AI dan robotika untuk menunjang kemajuan negara Indonesia.
AI pada era revolusi industri 4.0
Saat ini, AI sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, banyak orang menggunakan AI, terutama AI berbasis bahasa atau language based AI, yang mengalami perkembangan sangat pesat. Kita telah mengetahui bahwa semakin banyak orang menggunakan AI populer seperti GPT, Gemini, dan Copilot. Pada tahun 2023 hingga saat ini, masyarakat telah meningkatkan penggunaan AI secara pesat dalam waktu yang relatif singkat. Orang-orang secara masif mengikuti tren penggunaan AI karena mereka dapat mengakses berbagai AI tersebut dengan mudah, kapan saja dan di mana saja. Masyarakat memanfaatkan AI untuk membantu memecahkan berbagai masalah, baik yang ringan maupun yang sangat kompleks.
Penggunaan AI dalam memecahkan masalah terbilang lebih cepat dan efektif daripada menggunakan cara manual. AI telah dilatih untuk melakukan berbagai logika kompleks dan perhitungan untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi yang cukup akurat. Untuk bekerja dan memberikan hasil uang akurat, AI memerlukan big data sebagai acuan dalam proses berpikir AI. Namun, manusia tetap perlu meninjau jawaban yang AI hasilkan untuk memastikan tidak ada kesalahan, karena AI masih dalam masa berkembang dan belum sempurna.
Selain AI yang berbasis bahasa yang dapat digunakan secara umum, terdapat juga AI yang dikhususkan untuk program atau alat tertentu yang dikhususkan untuk melakukan tugas tertentu dan tidak untuk akses umum. Contoh AI yang digunakan untuk tugas tertentu misalnya dalam bidang medis ada yang khusus dirancang untuk mendeteksi penyakit tertentu seperti SYBIL yang dikembangkan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Massachusetts General Hospital (MGH), dengan kolaborasi dari Chang Gung Memorial Hospital (CGMH) di Taiwan. Sybil dirancang untuk meningkatkan skrining kanker paru dengan pendekatan berbasis AI, memungkinkan prediksi risiko kanker hanya dari satu pemindaian low-dose computed tomography (LDCT) tanpa memerlukan data klinis tambahan (Mikhael et al., 2023). Kemudian ada Project Maven, sebuah inisiatif Departemen Pertahanan AS yang bertujuan untuk menerapkan algoritma komputer dalam zona perang. Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan sistem senjata dalam mendeteksi objek menggunakan kecerdasan buatan membantu analis intelijen dalam mengidentifikasi objek penting di medan perang dengan lebih efisien (Pellerin, 2017).
Penerapan Robotika dalam era industri 4.0
      Robot memiliki beragam jenis dan bentuk tergantung kebutuhannya. Robot dapat bekerja secara otomatis dan manual dengan campur tangan manusia. Hal yang perlu digarisbawahi adalah tidak semua robot otonom bekerja menggunakan AI, banyak orang memiliki anggapan bahwa semua robot otonom bekerja dengan AI, namun anggapan itu kurang tepat. AI adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, seperti belajar dari pengalaman, mengenali pola, dan membuat keputusan. AI terdiri dari berbagai cabang, termasuk machine learning, deep learning, pemrosesan bahasa alami (natural language processing), dan visi komputer (computer vision) (Stuart & Peter, 2021) (Binus University, n.d.). AI dibuat dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan perangkat khusus yang mampu menjalankan proses neural dengan cepat dan memerlukan big data agar dapat bekerja dan mengambil keputusan secara tepat. Sementara itu, sistem otonom adalah sistem yang dibuat untuk menjalankan suatu pekerjaan atau pola tertentu untuk membantu pekerjaan manusia dan umumnya sistem otonom dapat dibuat dengan cara lebih sederhana dan tidak memiliki kemampuan untuk berpikir dan mengambil Keputusan mandiri, serta tidak membutuhkan big data sebesar AI.