Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Pakai Pulpen, Cerpenmu Dibayar!

12 April 2023   09:43 Diperbarui: 12 April 2023   09:50 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisakah Anda bayangkan, waktu zaman dulu, bagaimanalah nasibnya orang menulis jika tanpa pulpen? Bisakah pikiran dan perasaan dituliskan di atas kertas?

Memang ada masa di mana alat tulis tidak sekadar pulpen, namun pulpen sudah dianggap sebagian orang sebagai kebutuhan utama sejak sekolah di SD -- bahkan TK. Dengan pulpen, kita bisa merangkai kata, mencorat-coret, terutama mengutarakan gagasan pun perasaan ketika belajar. 

Sekarang, tanpa pulpen, orang tetap bisa menulis. Dengan hadirnya gawai, selongsong tabung panjang berisi tinta hitam itu agaknya jarang digunakan. Seperti kurang berguna.

Tapi...

Sekali lagi tapi...

Pulpen yang ini begitu berbeda.

Pulpen yang ini sangat bisa menggairahkan Anda untuk menulis.

Dengan bangga mempersembahkan -- biar kayak di tipi-tipi -- pulpen bukan sembarang pulpen. Pulpen ini tidak berisi tinta, melainkan duit. Iya, duit!

Saya tidak sedang bercanda. Pulpen -- yang kepanjangannya adalah Perkumpulan Pencinta Cerpen -- sedang mengadakan sayembara. 

Lengkapnya, Sayembara Cerpen Kartini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun