Berhubung banyak kata yang perlu disajikan, maka kosakata yang dipakai dalam keseharian agaknya tidak mencukupi. Terlebih pula lantaran cerpen adalah bahasa tulis, penemuan dan pencarian arti kata lewat pembacaan cerpen orang pun dalam KBBI akan sangat membantu.
Agaknya kita jarang bahkan sulit menemukan kata "sergah","nanar","terjerembab","nyalang","melongok", dan lainnya dalam bahasa percakapan.
Memperluas unsur kalimat
Menulis cerpen kuranglah asyik jika merujuk ke struktur SPOK dasar. Ada subjek, predikat, objek, dan keterangan yang tidak dikembangkan. Biasanya, cerpen bermain dalam pengembangan keterangan.
"Belum sempat Jabir menyalakan rokok, kakimu sudah kau angkat ke atas meja."
"Dua detik setelah pintu terbuka, terdengar suara teriakan dahsyat."
Nah, cara pengembangan itu dapat ditemukan dengan mudah lewat pembacaan cerpen orang-orang. Ini sangat membantu pula dalam mencukupkan kata guna mencapai batas minimal kata dalam cerpen.
Belajar majas
Satu lagi yang sangat membedakan cerpen dari tulisan lain adalah penggunaan majas. Cerpen sebagai salah satu karya sastra cenderung (hampir selalu pasti) menggunakan majas. Sederhananya saja, dengan mengorangkan benda-benda mati, alias personifikasi.
"Angin dingin yang bertiup membelai-belai rambutnya."
"Suhu udara yang dingin mengatup-ngatupkan dua kelopak matanya."