Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apakah Kota Besar Adalah Tempat yang Nyaman untuk Menghabiskan Masa Pensiun?

10 Agustus 2021   11:54 Diperbarui: 10 Agustus 2021   13:15 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghabiskan masa pensiun di desa, sumber: Shutterstock via Kompas

Tetapi, apakah sememikat itu untuk menghabiskan masa pensiun di sana?

Jujur, sebagai salah satu penduduknya, saya tidak ada keinginan sedikit pun -- jika telah pensiun -- hidup di kota besar. Terlalu banyak energi terkuras. Sementara kekuatan karena faktor usia yang semakin uzur tinggal sedikit.

Lokasi tempat tinggal juga sangat terbatas. Rumah-rumah berdesakan tanpa halaman. Sangat jarang pohon tumbuh menaungi. Cuaca yang panas semakin menyengat. Apalagi rumah tanpa pendingin ruangan.

Hilir mudik orang-orang menjadi pemandangan yang begitu melelahkan. Sementara pensiunan tentu lebih suka yang lebih santai dan menyejukkan.

Saya sudah menabung sekarang. Berencana suatu saat akan membeli rumah di desa, dengan beberapa petak tanah sebagai pekarangan, untuk memelihara hewan dan menanam tanaman hias.

Kondisi itu kemungkinan besar sulit saya realisasikan jika di kota. Harga tanah begitu sukar terjangkau. Bila ada pun, tidak lebih luas daripada yang tersedia di desa.

Hasil survei pun membuktikan...

Dari Kompas (13/09/2020), Village Lifestyle Park, badan yang menjual beraneka jenis hunian untuk para pensiunan di Victoria, Australia, menemukan ada lima alasan mengapa pedesaan dipilih oleh para pensiunan untuk menghabiskan masa tua.

Pertama, soal gaya hidup. Tidak bisa dibantah, setiap orang yang sudah memasuki masa pensiun pasti ingin menjalani hidup dengan gaya yang santai dan tempo hidup yang lebih pelan. Ini lebih didapatkan di desa.

Selain itu, ada unsur komunitas. Di kota-kota kecil terlebih pedesaan, akan ada lebih banyak komunitas warga yang berkembang, komunikasi antartetangga dan orang-orang di sekitar terbangun apik, sehingga seorang pensiunan yang mungkin sudah tidak tinggal bersama anak dan keluarganya tidak akan merasa sendiri.

Tentu berbeda dengan kota besar, yang sesama tetangga saja mungkin jarang melihat dan mengunjungi, karena begitu sibuk dan dilelahkan dengan jam kerja. Belum lagi mengurusi keluarga masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun