Sedang apa, sedang apa, sedang apa sekarang. Sekarang, sedang apa, sedang apa, sekarang.
Siapa dari Anda yang membaca kalimat di atas sambil melantunkan nadanya? Jika ada, terlihat, Anda generasi kapan. Wkakaka.... Sebetulnya, tidak tepat juga, karena permainan "sedang apa" masih laris antargenerasi.
Dahulu, waktu saya mengenakan seragam putih merah, permainan ini kerap dimainkan kala guru mengajar bahasa Indonesia. Selain itu, sering pula saat mengisi waktu luang atau sesi permainan pada kegiatan ekstrakurikuler sekolah, semisal pramuka.
Saya bersama teman dibagi jadi dua kelompok. Tiap-tiap kelompok -- diwakili ketuanya -- suit dan siapa menang, itulah yang menjawab pertama kali. Guru atau pembina ekstrakurikuler adalah penanya.
Saat itu saya berharap besar menang suit. Mengapa?Â
Karena pemilihan kata pertama sangat menentukan. Bisa sekejap membuat kalah kelompok lain. Apalagi kalau kata itu sulit diterangkan.
Cara bermain
Permainan "sedang apa" merupakan sahut-menyahut antarpihak yang dimainkan dengan bernyanyi. Permainan ini selalu menghadirkan keseruan, karena dimainkan bersama.
Ada riuh rendah gelak tawa karena kegagalan menjawab. Ada kening yang berkerut sebab memikirkan kata tersulit yang tidak bisa dilanjutkan. Ada rasa senang, selalu mampu melanjutkan kata.
Permainan berakhir ketika ada pihak yang tidak bisa melanjutkan kata. Boleh jadi, kata yang dilontarkan tidak masuk akal dan tidak bisa dibaca sebagai satu kesatuan jika disambung dengan kata sebelumnya.