Memahami hukum DM
Hukum Diterangkan-Menerangkan (DM) pun, anak-anak kian besar gampang memahami. Menurut Wikipedia, istilah ini dicetuskan oleh Sutan Takdir Alisjahbana dalam bukunya berjudul "Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia" yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1936.
Hukum ini mengatur bahwa baik dalam kata majemuk maupun kalimat, segala sesuatu yang menerangkan selalu terletak di belakang yang diterangkan. Sebagai contoh kopi pahit. Kopi diterangkan oleh pahit. Bahwa kopi itu pahit rasanya.
Membiasakan berlogika
Permainan "sedang apa" juga membiasakan anak berlogika. Membuat susunan dua kata yang masuk akal. Aturannya memang begitu. Tidak boleh kata berikut yang disebutkan tidak nyambung dengan kata sebelumnya.
Semisal, ketika ditanyakan kopi apa, adalah salah susunan jika sahutannya adalah kopi daun. Orang sulit mengerti apa itu kopi daun. Beda cerita jika daun kopi. Daun tanaman kopi maksudnya.
Menguji kecepatan pikir
Sebagai keasyikan bermain, ada batas waktu yang diterapkan. Tiap-tiap pihak tidak boleh lama-lama berpikir. Maksimal ditentukan oleh guru sebagai wasit.
Kalau kelompok, tentu lebih cepat, karena banyak yang berpikir. Bila individu, mungkin bisa diperlama. Jika waktu habis dan tidak bisa menjawab, jelas sudah siapa yang kalah.
Beberapa nilai lebih lain
Permainan ini begitu bermanfaat, sangat menyenangkan, sekaligus begitu mudah disiapkan. Tidak ada modal sama sekali, semisal peralatan.