Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Inilah Harta Tidak Ternilai yang Patut Dijaga

19 Juli 2021   22:43 Diperbarui: 19 Juli 2021   22:46 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mangga Arum Manis, sumber: dokumentasi pribadi

Kita pun pada hakikatnya beroleh otak secara gratis, tidak membayar bukan kepada Pencipta?

Saat sekarang, simpati dan empati dikedepankan. Berhati-hati dan bijak dalam mengeluarkan perkataan atau mengunggah sesuatu di media sosial, yang dilihat banyak orang. Sama-sama sedang susah, sama-sama seyogianya saling satu rasa bahkan menguatkan.

Hal yang mendukung dan juga utama

Keduanya boleh berfungsi optimal, jika kesehatan tubuh terjaga. Baik jasmani maupun rohani, keduanya sebaiknya seimbang. Bergaya hidup aktif dan makan sehat. Rutin beribadah dan melaksanakan perintah agama pada kehidupan sehari-hari.

Saat ini saya mengenang kembali semua itu, kendati tidak besuk di rumah sakit. Ketika mengamati orang-orang menyelesaikan perjuangan melawan Covid-19, terutama disebabkan oleh penyakit bawaan, seperti diabetes, sakit jantung, dan seterusnya, saya jadi tersentak. 

Apakah kita selama ini tidak menggunakan pikiran sebaik-baiknya untuk mengatur pola makan? Atau, apakah kita tidak tahu, ajaran empat sehat lima sempurna itu? 

Atau, kita memang tidak kuasa menahan godaan makanan-makanan enak di sekitar yang belum tentu sehat? Boleh jadi, Covid-19 hadir untuk menyadarkan itu.

Baru saja belanja

Hari ini saya keluar uang untuk belanja. Sekadar barang sederhana, tetapi sesuai anjuran yang seharusnya. Ada susu dan buah Mangga. Susunya susu beruang, yang sempat viral kemarin.

Sedus susu beruang, sumber: dokumentasi pribadi
Sedus susu beruang, sumber: dokumentasi pribadi
Saya beli satu dus untuk persediaan selama sebulan. Sehari cukup satu. Jika di toko secara eceran dijual 14.000, dengan membeli sedus, saya mendapatkan seharga 11 ribuan.

Terkait mangga, jenis Arum Manis saya peroleh di pasar. Harganya 25.000 sekilo. Saya mendapatkan tiga kilo, tepatnya tujuh buah. Persediaan sekitar 4-5 hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun