Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kacamata "Ampun" yang Sedikit Luas

12 Mei 2021   03:08 Diperbarui: 12 Mei 2021   03:17 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saling memberi ampun, sumber: shutterstock

Kerendahan hati meminta maaf

Peletakan ego pribadi ada di bagian ini. Segala gengsi dan keakuan wajib direndahkan serendah-rendahnya, sehingga kata "mohon maaf" dapat terucap tulus dari bibir dan hati. Berani menyadari bahwa manusia tempatnya salah, termasuk diri pribadi.

Alangkah lebih baik lagi jika kita berinisiatif lebih dahulu meminta maaf, tanpa disuruh-suruh, bahkan sampai disindir. Kerendahan hati sedang dilatih. Maukah kita dibentuk dan diubah menjadi pribadi berkarakter baik?

Janji tidak mengulang

Maaf tidak sekadar maaf. Lebih sempurna lagi, untuk masa ke depan, tidak ada perbuatan yang sama dan sejenis terjadi. Tiap-tiap pihak sepakat untuk sebisa mungkin tidak mengulangi dan tidak saling menyakiti lagi.

Alasan bahwa kemungkinan bisa terjadi lagi karena dalil "tidak ada manusia yang sempurna", diabaikan sementara. Selama tekad untuk tidak mengulang kembali bulat dan konsisten, maka tidak mustahil bisa terjadi.

Kerelaan menghapus semua

Terakhir, ini sering diabaikan dalam proses maaf. Sering pula jika dilakukan, dengan mengungkit kembali keburukan-keburukan masa silam, yang telah sempat dimaafkan, maaf serasa menjadi sia-sia.

Ada sakit hati yang tergores lagi. Ada kepahitan yang kembali mengakar. Tiap-tiap pihak harus bersedia menyempurnakan maaf dengan perjanjian dan kerelaan hati, menghapus itu semua dan tidak mengungkitnya lagi.

Jika enam proses maaf ini dilakukan, saya yakin, kita akan menjadi pribadi yang benar-benar utuh, murni tanpa rasa salah, ibarat buku baru yang kertasnya masih bersih dan menunggu digores dengan kebaikan demi kebaikan. Dimulai lagi dari nol, ya. 

Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.

...

Jakarta

13 Mei 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun