Adalah sebuah perbuatan yang mengesankan, jika dalam memperhatikan, fokus kita tidak terpecah ke gawai. Pada kenyataan, gawai begitu menarik untuk disentuh. Banyak pula yang mengabaikan orang bicara dengan bergawai ria.
Tidak memotong pembicaraan
Dengarkan orang bicara sampai selesai. Kita sebaiknya tidak memotong pembicaraan di tengah. Meskipun ada logika yang dirasa keliru, biarkan ia menuntaskan dulu ucapannya. Memotong pembicaraan dapat melecut emosi orang.
Dalam membentuk adab itu, ada sikap yang dengan sengaja perlu kita latih dan seiring berjalan waktu, menjadi terlatih sendiri. Sebuah modal utama untuk mempertahankan adab yang baik.
Kesabaran
Sebagai pendengar yang baik, kita harus secara sadar mau memasang telinga tajam-tajam untuk kurun waktu yang tidak dapat diprediksi, tergantung ceritanya. Sabar menunggu lawan bicara selesai berucap.
Pengendalian diri
Kita sebaiknya mampu mengekang hawa nafsu untuk melakukan apa pun yang kita suka sepanjang mendengar, termasuk bermain gawai. Tanpa pengendalian diri, kita pasti kalah dan seketika beralih perhatian ke gawai. Atensi ke lawan bicara perlahan berkurang.
Keikhlasan
Kita dengan rela hati memberi waktu yang mungkin dapat lebih bermanfaat, jika digunakan untuk hal lain. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan tidak dapat terulang kembali. Jika kita memutuskan mendengar, berarti sekaligus sepakat untuk mengikhlaskannya.
Lantas, apa manfaatnya, susah-susah beradab baik saat mendengar?