Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

4 Keuntungan Mencintai Proses

25 September 2020   09:38 Diperbarui: 25 September 2020   12:45 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerja sama dalam tim, Sumber: https://travel.kompas.com

Ada seorang anak terlahir terlanjur kaya. Sebut saja Budi. Dia anak direktur utama perusahaan ternama, yang bergerak di bidang pertambangan. Sebagai anak semata wayang, dia sangat disayangi dan dimanjakan ayahnya. Semua keinginan dipenuhi, termasuk sekolah hingga keluar negeri.

Selesai sarjana, Budi memilih meneruskan kuliah di luar negeri, dengan peminatan yang sama, finansial. Selepas kuliah, menimbang umur semakin lanjut dan sering sakit-sakitan, maka ayahnya menyerahkan tonggak kepemimpinan perusahaan kepadanya.

Dia, fresh graduated, menjabat sebagai direktur utama. Suatu saat, ayahnya meninggal. Berjalannya waktu, tanpa kehadiran dan nasihat ayah, Budi kelimpungan memimpin perusahaan. Target tak pernah tercapai dan lambat laun perusahaan meninggalkan masa kejayaan. Gulung tikar pun terjadi. 

Ilustrasi kisah di atas memperlihatkan bahwa tingginya tingkat pendidikan bukan jaminan mampu menjalankan perusahaan. Kendati, di sekolah diajarkan bagaimana caranya berusaha. 

Latar belakang pendidikan yang berbeda pun seharusnya menjadi pertimbangan dalam menunjuk seseorang menempati posisi di perusahaan. Apa yang telah dipelajari, itu yang menjadi salah satu modal dalam bekerja.

Apalagi, jika seorang fresh graduated langsung dipercayakan memegang tampuk kepemimpinan. Pengalaman bekerja tak ada, bekerja dalam tim pun tak pernah. Kendati, memang itu haknya sebagai anak pimpinan tertinggi.

Ngomong-ngomong soal pengalaman, pernahkah kita temui di lapangan seperti demikian? Orang yang tak pernah memulai dari nol, tiba-tiba dipercayakan menduduki posisi penting dalam perusahaan. Sementara kita, yang berjuang dari dasar lama sekali tak mendapat jabatan.

Orang tersebut sejatinya tak pernah diproses menuju kesuksesan, tetapi merasakan "kesuksesan". Maka tak heran, di tangannya amburadul soal kepemimpinan.

Pentingnya proses

Apa itu proses? Dalam KBBI, proses diartikan salah satunya "runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu". Runtunan yang menghasilkan perkembangan. Kurang lebih seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun