Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jangan Lupakan Yu Ning! (Sisi Positif "Tilik")

23 Agustus 2020   06:34 Diperbarui: 23 Agustus 2020   07:06 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rombongan yang Besuk di Rumah Sakit, Sumber: ristansari.blogspot.com

Ilustrasi Berceloteh, Sumber: news.detik.com
Ilustrasi Berceloteh, Sumber: news.detik.com
Dua kata untuk ini. Seru dan Kangen. Melihat ibu-ibu berkumpul, berceloteh dengan logat Jawa kental, aku sangat suka. Kendati nama sangat Batak, seperti dibahas di atas, aku terlahir di pulau Jawa. Jadi, logat itu telah akrab sedari kecil terdengar di telingaku. Ah, jadi rindu kampung, hehe...

Latar belakang yang menyejukkan

Sawah, Sumber: steemit.com
Sawah, Sumber: steemit.com
Latar belakang dalam film terlihat berupa hutan dan sawah yang asri. Sungguh menyejukkan di mataku yang terkadang jenuh dengan gedung-gedung ibu kota, hehe....Hijau-hijauan yang menyegarkan mata. 

Khusus pemeran, aku tidak akan bahas Bu Tejo. Sudah terlalu banyak tulisan yang mengulas sosoknya. Memang sih, dia pemeran utama, jadi wajar semua mata tertuju padanya. Dia pun pasti lebih tenar dari pemeran lainnya.

Aku malah ingin mengulas Yu Ning, sosok penyeimbang. Diperankan oleh Briliana Desy, Yu Ning mengambil adegan cukup banyak setelah Bu Tejo. Wanita paruh baya yang masih bersaudara dengan Dian, sosok yang digosipkan wanita tidak benar di cerita ini.

Setidaknya, ada tiga hal positif bisa dipelajari dari perkataan Yu Ning dalam film ini. 

  • Menegaskan keadilan


Oh, jadi... kalau Pak Tejo yang diomongin, Bu Tejo nggak terima? Gitu kok ngomongin Dian, padahal nggak ada buktinya.

Itulah sepenggal ucapan untuk membalas Bu Tejo yang sangat dalam menggosipkan Dian. Terlepas dari mungkin Dian benar sesuai gosip Bu Tejo, peringatannya relevan bagi kita sekarang ini.

Bila tidak ingin disakiti, jangan menyakiti orang lain. Bila kita mau menyakiti, kita harus terima juga disakiti. Seperti itulah adil, sama di kedua sisi.  

  • Berpikir kritis

Ya udah diterima aja. Hitung-hitung itu mahar dari Pak Tejo, Mau maju jadi lurah. ... 

Nah, kan bener! Itu tadi sogokan, tuh. Udah, balikin aja daripada bikin masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun