Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Makan Tidak Bayar, Itu Rasanya...

8 Agustus 2020   21:01 Diperbarui: 8 Agustus 2020   22:54 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makan, Sumber:https://gaya.tempo.co/ 

AN : Kalau ini ada (sembari menyodorkan 35.000)

Akhirnya, mi goreng saya lunas dan siap dimakan.

Seporsi Mie Goreng yang Lunas Dibayar dan Kembaliannya, Sumber:Dokpri
Seporsi Mie Goreng yang Lunas Dibayar dan Kembaliannya, Sumber:Dokpri
...

Di cerita tersebut, saya memang tidak suka makan dalam kondisi tidak bayar. Anggapannya, mi goreng tersebut belum sepenuhnya menjadi hak milik, sehingga tidak bisa dimakan. Kendati rasanya sangat enak dan si Abang berbaik hati untuk diutangi, tetap saja saya tidak tenteram hati.

Ibarat utang, kalau belum dilunasi, saya tidak bisa tidur nyenyak. Baik utang uang maupun utang janji, semuanya harus dibayar. Serasa ada kelegaan dan ketenangan tersendiri bila hidup tanpa utang. Begitulah ketika makan.

Di sisi lain, kita sering menemui ada pekerja harian yang berutang ketika makan di warung makan. Bermodal pena, pekerja tersebut menambah daftar utang dengan menulisnya di buku penjual, setelah itu baru makan. Nanti ketika tanggal gajian datang, baru dibayar itu utang. 


Kendati boleh berutang, bagi saya tetap yang paling enak hidup tanpa utang. Hidup terasa tidak terikat dan perut pun tenang dalam kekenyangan. Hehe...

Ayo yang punya utang, jangan lupa dibayar ya.

...

Jakarta,

8 Agustus 2020
Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun