Kamis, 9 Juli 2020
Hari dimana tulisan ini tayang. Hari dimana penerapan tatanan kehidupan normal yang baru telah berjalan. Jalanan yang tadinya sepi, mulai kembali ramai. Banyak yang berlalu lalang, mencari penyegaran akibat kepenatan beraktivitas cukup lama di rumah.
Kendaraan pribadi maupun transportasi publik kembali sulit dihitung jumlahnya. Semuanya berseliweran, membantu sang pemilik untuk kembali mengais rezeki, di kala dompet yang ketebalannya semakin menipis. Perekonomian memang harus kembali berputar, agar masyarakat dapat tetap melanjutkan kehidupan. Jakarta pun kembali padat, macet di sana dan di sini.
Namun, ada satu yang tak biasa terlihat seperti sebelum Covid19 melanda. Jumlah pengendara sepeda yang semakin banyak terpantau meramaikan lalu lintas di jalan raya. Momok transportasi publik yang masih menakutkan, masih rentan untuk tertular virus Corona meskipun telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, semakin menguatkan alasan untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dalam beraktivitas.
Memang, ini sebuah tren yang sedang naik daun.
...Â
Penulis sendiri adalah pengendara sepeda sedari dulu, sebelum Covid19 tenar. Ketika itu, dalam perjalanan ke kantor, penulis berjibaku dengan ramainya kendaraan di jalan dan selalu menaruh kewaspadaan terhadap kondisi jalan, tolah toleh depan belakang kanan kiri (oleh sebab tidak ada spion pada sepeda), agar tidak tertabrak pengendara lainnya. Â
Bersaing dengan pengendara sepeda motor dan berada di antara selipan mobil-mobil besar sudah menjadi kebiasaan yang normal di kehidupan sehari-hari. Sekarang, terasa jadi ada temannya, hehe.
Sedikit cerita. Mengapa penulis suka menggunakan sepeda? Budaya masyarakat Jepang yang suka menggunakan sepeda dan berjalan kaki ketika beraktivitas, sangat menginspirasi penulis untuk tidak ketinggalan juga bersepeda seperti mereka.Â
Dan saat ini memang, waktunya sepeda unjuk gigi. Banyak manfaat yang telah penulis rasakan selama bersepeda. Berikut ceritanya:
Mengurangi pemanasan global
Berhubung penulis adalah seorang yang menyukai lingkungan dan keasrian alam, maka efek positif yang satu ini sangat penulis sukai. Iya, dengan memilih bersepeda daripada bersepeda motor, kita telah mengurangi pengeluaran emisi gas karbon, yang dampak lanjutnya mampu mengurangi efek pemanasan global. Â
Meskipun hanya satu sepeda, tetapi setidaknya, sudah ada lah kontribusi dalam menjaga keasrian alam. Dan ini, merupakan pertimbangan utama yang mendasari pemilihan sepeda sebagai alat transportasi untuk bekerja.
Menyehatkan badan
Salah satu sistem pembuangan racun yang terkandung dari dalam tubuh adalah melalui produksi keringat. Keringat dihasilkan dari pemanasan tubuh, akibat penggunaan energi untuk mengayuh sepeda.
Selain keringat, ada juga imbas negatif yang keluar, yaitu bau badan. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk tidak memakai pakaian kerja ketika bersepeda ke kantor, dan baru menggantinya setibanya di kantor.
Melatih otot
Banyak fungsi otot dalam tubuh manusia, salah duanya yaitu membantu gerak tubuh dan memperlancar peredaran darah. Dengan bersepeda setiap hari, secara langsung melatih otot kaki kita berfungsi dengan baik.Â
Selain itu, otot kita menjadi semakin berkembang dan terlihat seperti pemain sepak bola lama kelamaan, hehe. Sudah sekalian olahraga jatuhnya.
Menghemat pengeluaran
Dengan bersepeda, kita tidak perlu lagi setiap hari mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar minyak. Hal ini karena sudah diketahui bersama, sepeda digerakkan oleh energi kinetik akibat kayuhan sepeda, bukan oleh minyak.Â
Paling hanya bermodalkan oli untuk memperlancar gerak perputaran rantainya. Itupun sekali waktu, jadi pastinya lebih hemat.
Terhindar dari kemacetan
Sepeda adalah salah satu alat transportasi yang bisa menyelinap di sana sini. Selain karena bentuknya ramping, sepeda juga lepas dari pengawasan para aparat lalu lintas di jalan, atas keharusan untuk mematuhi rambu lalu lintas.
Bentuknya yang beraneka ragam, ada yang lipat juga, sangat memudahkan untuk diangkat melewati kemacetan yang ada.
Meminimalisir terkena Corona
Seperti diulas di atas, dengan bersepeda, kita bisa meminimalisir potensi terkena serangan virus Corona. Mengapa? Karena sepeda adalah alat transportasi yang mayoritas bersifat individual (karena ada juga yang bisa berbonceng), yang tidak menyebabkan adanya kontak fisik dengan sesama di sekitar. Untuk jaga jarak aman, sepeda sangat tepat untuk direkomendasikan dipakai.Â
Menambah jumlah teman
Pertemanan bisa terjalin melalui kesamaan akan kesukaan. Berawal dari tidak kenal, kemudian terlihat sama-sama menggunakan sepeda, kemudian keluarlah percakapan seputar sepeda.
Eh, sepedanya baru ya pak? Berapa harganya? . Lanjut punya lanjut, akhirnya jadi teman deh. Gegara hobi sepeda.
...
Jadi, menyambut kehidupan normal yang baru ini, penulis ucapkan selamat bekerja kembali kepada semua para pekerja keras. Terutama bagi para pengguna sepeda yang masih baru-baru, terima kasih telah bersama-sama kita menjaga keasrian alam ini. Catatan, jangan lupa kenakan masker di jalan ya.Â
Semoga kita semua terhindar dari Covid19,
Amin.
Jakarta,
Sang Babu Rakyat