Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selagi Sepeda Unjuk Gigi

9 Juli 2020   08:37 Diperbarui: 9 Juli 2020   08:49 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepeda Penulis, Sumber: Dokumen Pribadi

Kamis, 9 Juli 2020

Hari dimana tulisan ini tayang. Hari dimana penerapan tatanan kehidupan normal yang baru telah berjalan. Jalanan yang tadinya sepi, mulai kembali ramai. Banyak yang berlalu lalang, mencari penyegaran akibat kepenatan beraktivitas cukup lama di rumah.

Kendaraan pribadi maupun transportasi publik kembali sulit dihitung jumlahnya. Semuanya berseliweran, membantu sang pemilik untuk kembali mengais rezeki, di kala dompet yang ketebalannya semakin menipis. Perekonomian memang harus kembali berputar, agar masyarakat dapat tetap melanjutkan kehidupan. Jakarta pun kembali padat, macet di sana dan di sini.

Namun, ada satu yang tak biasa terlihat seperti sebelum Covid19 melanda. Jumlah pengendara sepeda yang semakin banyak terpantau meramaikan lalu lintas di jalan raya. Momok transportasi publik yang masih menakutkan, masih rentan untuk tertular virus Corona meskipun telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat, semakin menguatkan alasan untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dalam beraktivitas.

Memang, ini sebuah tren yang sedang naik daun.

... 

Penulis sendiri adalah pengendara sepeda sedari dulu, sebelum Covid19 tenar. Ketika itu, dalam perjalanan ke kantor, penulis berjibaku dengan ramainya kendaraan di jalan dan selalu menaruh kewaspadaan terhadap kondisi jalan, tolah toleh depan belakang kanan kiri (oleh sebab tidak ada spion pada sepeda), agar tidak tertabrak pengendara lainnya.  

Bersaing dengan pengendara sepeda motor dan berada di antara selipan mobil-mobil besar sudah menjadi kebiasaan yang normal di kehidupan sehari-hari. Sekarang, terasa jadi ada temannya, hehe.

Sedikit cerita. Mengapa penulis suka menggunakan sepeda? Budaya masyarakat Jepang yang suka menggunakan sepeda dan berjalan kaki ketika beraktivitas, sangat menginspirasi penulis untuk tidak ketinggalan juga bersepeda seperti mereka. 

Dan saat ini memang, waktunya sepeda unjuk gigi. Banyak manfaat yang telah penulis rasakan selama bersepeda. Berikut ceritanya:

Mengurangi pemanasan global

Ilustrasi Bumi yang Semakin Panas, Sumber:https://www.suratkabar.id
Ilustrasi Bumi yang Semakin Panas, Sumber:https://www.suratkabar.id
Berhubung penulis adalah seorang yang menyukai lingkungan dan keasrian alam, maka efek positif yang satu ini sangat penulis sukai. Iya, dengan memilih bersepeda daripada bersepeda motor, kita telah mengurangi pengeluaran emisi gas karbon, yang dampak lanjutnya mampu mengurangi efek pemanasan global.  

Meskipun hanya satu sepeda, tetapi setidaknya, sudah ada lah kontribusi dalam menjaga keasrian alam. Dan ini, merupakan pertimbangan utama yang mendasari pemilihan sepeda sebagai alat transportasi untuk bekerja.

Menyehatkan badan

Sehat karena Bersepeda, Sumber:https://www.sepedasehat.com/
Sehat karena Bersepeda, Sumber:https://www.sepedasehat.com/

Salah satu sistem pembuangan racun yang terkandung dari dalam tubuh adalah melalui produksi keringat. Keringat dihasilkan dari pemanasan tubuh, akibat penggunaan energi untuk mengayuh sepeda.

Selain keringat, ada juga imbas negatif yang keluar, yaitu bau badan. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk tidak memakai pakaian kerja ketika bersepeda ke kantor, dan baru menggantinya setibanya di kantor.

Melatih otot

Otot Kaki yang Terlatih, Sumber:https://www.halodoc.com
Otot Kaki yang Terlatih, Sumber:https://www.halodoc.com

Banyak fungsi otot dalam tubuh manusia, salah duanya yaitu membantu gerak tubuh dan memperlancar peredaran darah. Dengan bersepeda setiap hari, secara langsung melatih otot kaki kita berfungsi dengan baik. 

Selain itu, otot kita menjadi semakin berkembang dan terlihat seperti pemain sepak bola lama kelamaan, hehe. Sudah sekalian olahraga jatuhnya.

Menghemat pengeluaran

Ilustrasi Hemat, Sumber:https://magazine.job-like.com
Ilustrasi Hemat, Sumber:https://magazine.job-like.com
Dengan bersepeda, kita tidak perlu lagi setiap hari mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar minyak. Hal ini karena sudah diketahui bersama, sepeda digerakkan oleh energi kinetik akibat kayuhan sepeda, bukan oleh minyak. 

Paling hanya bermodalkan oli untuk memperlancar gerak perputaran rantainya. Itupun sekali waktu, jadi pastinya lebih hemat.

Terhindar dari kemacetan

Ilustrasi Kemacetan, Sumber:https://oto.detik.com
Ilustrasi Kemacetan, Sumber:https://oto.detik.com
Sepeda adalah salah satu alat transportasi yang bisa menyelinap di sana sini. Selain karena bentuknya ramping, sepeda juga lepas dari pengawasan para aparat lalu lintas di jalan, atas keharusan untuk mematuhi rambu lalu lintas.

Bentuknya yang beraneka ragam, ada yang lipat juga, sangat memudahkan untuk diangkat melewati kemacetan yang ada.

Meminimalisir terkena Corona

Bersepeda dengan Jaga Jarak, Sumber:https://www.rodalink.com
Bersepeda dengan Jaga Jarak, Sumber:https://www.rodalink.com
Seperti diulas di atas, dengan bersepeda, kita bisa meminimalisir potensi terkena serangan virus Corona. Mengapa? Karena sepeda adalah alat transportasi yang mayoritas bersifat individual (karena ada juga yang bisa berbonceng), yang tidak menyebabkan adanya kontak fisik dengan sesama di sekitar. Untuk jaga jarak aman, sepeda sangat tepat untuk direkomendasikan dipakai. 

Menambah jumlah teman

Ilustrasi Teman Sepedaan, Sumber:https://health.detik.com
Ilustrasi Teman Sepedaan, Sumber:https://health.detik.com

Pertemanan bisa terjalin melalui kesamaan akan kesukaan. Berawal dari tidak kenal, kemudian terlihat sama-sama menggunakan sepeda, kemudian keluarlah percakapan seputar sepeda.

Eh, sepedanya baru ya pak? Berapa harganya? . Lanjut punya lanjut, akhirnya jadi teman deh. Gegara hobi sepeda.

...

Jadi, menyambut kehidupan normal yang baru ini, penulis ucapkan selamat bekerja kembali kepada semua para pekerja keras. Terutama bagi para pengguna sepeda yang masih baru-baru, terima kasih telah bersama-sama kita menjaga keasrian alam ini. Catatan, jangan lupa kenakan masker di jalan ya. 

Semoga kita semua terhindar dari Covid19,

Amin.

Jakarta,

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun