Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semesta Belajar

6 Juli 2020   11:48 Diperbarui: 6 Juli 2020   11:40 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bumi dan Semesta, Sumber:https://sains.kompas.com

Ibarat alam semesta di sekitar bumi, itulah ilmu di sekitar diri. Banyak, luas, tidak terhingga, dan selalu berkembang.

Ilmu didapat dari proses belajar. Sebuah kegiatan yang tidak pernah kunjung usai, selama hayat masih dikandung badan. Ketika kaki masih menginjak tanah dan langit belum sirna, inilah pertanda kita masih tetap harus belajar, menimba ilmu.

Semesta, seluruh hal yang ada di alam ini, bisa berperan menjadi guru yang dapat kita serap ilmunya. Ilmu, yang sangat berguna bagi manusia, untuk menata kehidupan diri, sosial, bahkan membentuk peradaban. Inilah mereka, semesta yang dihadirkan oleh Yang Maha Kuasa, untuk mengajari kita.

  • Orang Tua

Orang Tua sedang Mendidik Anak, Sumber:https://www.fidokids.com
Orang Tua sedang Mendidik Anak, Sumber:https://www.fidokids.com

Pribadi yang pertama kali kita lihat ketika kita bisa membuka mata sehabis lahir adalah orang tua. Pribadi yang selalu ada di setiap saat ketika kita belum bisa apa-apa, juga orang tua. Mereka selalu setia menemani waktu kita sedang nakal-nakalnya dan belum tahu banyak tentang dunia. 

Mulai dari bagaimana caranya merangkak, berdiri, berjalan, makan, mandi, dan sebagainya, itu mereka ajarkan dengan penuh kesabaran. Dan ini memang menggenapi peribahasa yang mengatakan, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". 

Iya, karena sedari kecil sudah ditanamkan dengan baik sifat-sifat yang orang tua ingin anaknya miliki, yang tentunya sama dengan sifat mereka. Segala hal yang berbau kebaikan.

Salah Satu Contoh Sekolah, Sumber:https://www.garutselatan.info
Salah Satu Contoh Sekolah, Sumber:https://www.garutselatan.info

Di fase ini, beban mengajar orang tua mulai terbagi. Dari yang semuanya dikerjakan sendiri oleh mereka, sekarang ada bantuan dari guru di sekolah. Mulai dari guru Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas (SMA), dan bila beruntung bisa merasakan pelajaran dari guru setingkat dosen. Iya, perguruan tinggi. 

Mereka yang tersebut ini, mengajarkan berbagai ilmu dari berbagai bidang studi melalui berbagai buku pelajaran, mulai dari yang berbau eksakta, sosial, maupun bahasa (bau dikelaskan dari pembagian kelas penulis di waktu SMA). 

Diakui memang, di dunia pekerjaan tidak semua ilmu yang telah dipelajari di sekolah, digunakan. Tetapi, logika yang terbangun dari pemahaman semua ilmu, itu yang sangat berguna untuk bekerja. 

Para Pemuka Agama, Sumber:https://regional.kompas.com
Para Pemuka Agama, Sumber:https://regional.kompas.com
Guru yang ketiga yang akan dijabarkan oleh penulis adalah pemuka agama. Mulai dari Ustadz, Romo, Pendeta, Pandita, Bhiksu, Xue Shi, mereka semua mengajarkan ilmu agama, yang intinya sama, yaitu mengarahkan manusia kepada kebaikan demi kebaikan, menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke sehari.

Kedudukan mereka adalah sebuah profesi yang mulia, yang berpengaruh besar membentuk akhlak masyarakat di negara ini. Bahkan, ada beberapa yang telah menjadi panggilan hidup, dimana mereka tetap kerjakan profesi mereka, meskipun tidak ada yang memberikan apresiasi. 

  • Teman dan Sahabat

Persahabatan, Sumber:https://hot.liputan6.com
Persahabatan, Sumber:https://hot.liputan6.com

Dalam lingkungan sosial, mereka termasuk guru bagi diri. Teman dan sahabat, orang yang sehari-hari kita temui, baik di sekolah, pekerjaan, komunitas, pertetanggaan, adalah ladang ilmu yang bermanfaat.

Ilmu kehidupan dari pengalaman yang mereka lalui, bisa kita serap lewat obrolan sehari-hari. Datanglah dengan kerendahan hati dan kehausan akan belajar, pasti mereka mau berbagi.

  • Gawai

Contoh Salah Satu Gawai, Sumber:https://www.hanyapedia.com
Contoh Salah Satu Gawai, Sumber:https://www.hanyapedia.com

Alat pembelajaran yang satu ini mudah diperoleh di mana-mana. Dari harga yang paling murah, sampai dengan yang selangit, semua tersedia. Jenisnya pun bermacam-macam, ada smartphone, komputer, televisi, dan gawai lainnya.

Dari alat-alat ini, kita bisa belajar banyak hal, bahkan mengetahui dunia dengan cara yang asyik. Secara audio dan visual. Catatannya, tetap wajib kritis dalam menentukan sumber ilmu, karena ada beberapa yang memberitakan hal yang tidak benar.

Hutan yang Asri, Sumber:https://sains.kompas.com
Hutan yang Asri, Sumber:https://sains.kompas.com

Mereka tidak bisa berbicara, tetapi bisa mengajar. Flora, fauna, gunung, hutan, bukit, lereng, lembah, pantai, dan lain sebagainya, bisa menjadi guru yang baik bagi manusia, lebih lagi bagi mereka yang termasuk dalam kalangan pecinta alam.

Kita bisa belajar aksi mereka terhadap manusia, dan reaksi manusia yang diberikan atas aksi mereka. Keduanya saling membutuhkan . Manusia membutuhkan alam untuk melangsungkan kehidupan, sementara alam membutuhkan manusia untuk kelestarian keberadaannya. Atas ketergantungan inilah, maka seyogianya kita menjaga alam, agar tetap ada, sampai ke generasi anak cucu kita.

  • Diri Sendiri

Belajar dari Diri Sendiri, Sumber:https://hellosehat.com
Belajar dari Diri Sendiri, Sumber:https://hellosehat.com

Pengalaman demi pengalaman selama menjalani kehidupan yang telah dilalui, dan terekam dengan baik di otak kita, adalah modal untuk semakin memperbaiki diri. Yang buruk kita pelajari penyebabnya dan dilengkapi dengan komitmen untuk tidak mengulanginya kembali.

Sementara yang baik, kita pertahankan dan tingkatkan, agar lebih maksimal manfaatnya, baik bagi diri maupun sesama di sekitar.

Jadi, tidak ada alasan lagi yang membatasi kita untuk belajar. Kumpulkan niat, hauskan diri, dan tetaplah belajar. Pasti bermanfaat.

Semesta Belajar.


Jakarta,

6 Juli 2020,

Sang Babu Rakyat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun