Mohon tunggu...
Haniam Maria
Haniam Maria Mohon Tunggu... -

If it's hard, you don't have to be alone. Come, I'm ready to listen 😇 Seseorang yang selalu tersenyum dan tertawa selagi mencari jati diri. I'm S.Psi 😁

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Manusia dalam Pandangan Abraham Maslow

17 Juni 2014   06:00 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:25 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Abraham Harold Maslow atau yang lebih dikenal dengan Abraham Maslow lahir tanggal 1 April 1908 di Brooklyn, New York.Maslow memutuskan untuk belajar psikologi, terutama karena pengaruh behaviorisme Watson. Bagi Maslow, saat itu behaviorisme merupakan sesuatu yang menarik dan dengan mengikuti program-program yang diadakan Watson, Maslow berharap dirinya dapat mengubah dunia. Akan tetapi, Maslow mulai melupakan antusiasme-nya pada behaviorisme setelah kehadiran anaknya yang pertama. Tingkah laku yang kompleks yang ditunjukkan anaknya membuat Maslow berpikir bahwa behaviorisme lebih cocok untuk memahami tikus daripada memahami manusia. Percakapan dan pertukaran pengalaman dengan beberapa tokoh psikologi seperti Erich Fromm, Alfred Adler, Karen Horney, Ruth Benedict, dan Max Wetheimer saat ia menjadi guru besar pembantu di Brooklyn College of New York memegang peranan penting dalam pembentukan landasan pemikiran humanistik Maslow.

Tanggal 7 Desember 1941, ketika Perang Dunia II terjadi, telah mengubah arah kehidupan Maslow, Maslow sampai pada keputusan untuk mengabdikan seluruh sisa hidupnya untuk menemukan teori yang menyeluruh tentang tingkah laku manusia yang bermanfaat bagi kepentingan dunia, sebuah “psikologi bagi kehidupan yang damai” yang berlandaskan pada fakta-fakta nyata yang dapat diterima oleh segenap umat manusia. Maslow berkata, “saya ingin membuktikan bahwa manusia mampu melakukan sesuatu yang lebih mulia daripada perang, purbasangka, dan kebencian. Saya ingin menjadikan ilmu sebagai sesuatu yang juga meliputi segala persoalan yang selama ini digeluti oleh orang-orang bukan ilmuwan, yaitu agama, puisi, nilai-nilai, filsafat, dan seni.”

Istilah psikologi humanistik diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori, psikoanalisis dan behaviorisme, yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai kekuatan ketiga (a third force). Akar dari pemikiran psikologi humanistik adalah pada aliran filsafat modern yaitu eksistensialisme. Eksistensialisme menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab bagi tindakan-tindakannya sendiri. Konsep lain yang diambil psikologi humanistik dari eksistensialisme adalah konsep kemenjadian (becoming) yang menganggap bahwa manusia tidak pernah diam dan akan selalu berproses untuk menjadi sesuatu yang lain dari yang sebelumnya. Humanisme juga menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Manusia telah dipersiapkan dengan kemauan yang mendorongnya untuk terus bertumbuh dan berkembang menuju perwujudan diri (self-actualization) dan keterbukaan serta eksploitasi potensinya.

Teori terkenal dari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun