Mohon tunggu...
hofi nurhafilah
hofi nurhafilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Fenomena Overburden Gender dalam Masyarakat Modern

8 Februari 2024   20:42 Diperbarui: 8 Februari 2024   20:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Artikel ini membahas fenomena overburden gender, beban ganda yang dialami oleh perempuan dalam menjalankan peran mereka di rumah dan di tempat kerja, dalam konteks masyarakat modern. Menggunakan pendekatan teori interseksionalitas dan feminis, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana identitas sosial seperti gender, ras, dan kelas sosial berinteraksi dan mempengaruhi pengalaman overburden gender. Data menunjukkan bahwa perempuan menghabiskan hampir dua kali lipat waktu mereka untuk pekerjaan rumah tangga dibandingkan dengan laki-laki, menunjukkan adanya beban ganda. Artikel ini menyarankan perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi, pendidikan yang mempromosikan kesetaraan gender, dan pembagian tugas yang adil di rumah sebagai langkah-langkah untuk mengatasi overburden gender. Kesimpulannya, mencapai kesetaraan gender memerlukan perubahan struktural dan dukungan yang lebih besar bagi perempuan.

PENDAHULUAN

Fenomena overburden gender, atau beban ganda yang dialami oleh perempuan dalam menjalankan peran ganda mereka di rumah dan di tempat kerja, telah menjadi topik yang hangat dalam diskusi gender dan kesetaraan. Fenomena ini semakin meningkat seiring dengan perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat modern. Dalam artikel ini, kita akan membahas fenomena ini dengan lebih mendalam dan memberikan saran untuk mengatasinya. Fenomena gender merupakan salah satu isu yang terus diperbincangkan dalam masyarakat modern. Gender bukan hanya tentang perbedaan biologis antara pria dan wanita, tetapi juga mencakup konstruksi sosial yang memengaruhi peran dan harapan yang diberikan kepada individu berdasarkan jenis kelamin mereka. Dalam artikel ini, kami akan membahas fenomena overburden yang terjadi akibat bias gender dan konstruksi sosial dalam masyarakat. Kami akan menganalisis fenomena ini dengan menggunakan teori feminis dan sosiologi sebagai dasar pendekatan ilmiah.

PEMBAHASAN

Pendekatan Teoritis

Untuk memahami fenomena ini, penelitian ini menggunakan pendekatan teori interseksionalitas yang dikemukakan oleh Crenshaw (1989). Teori ini menekankan pada interseksi antara berbagai identitas sosial seperti gender, ras, dan kelas sosial dalam membentuk pengalaman individu. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat melihat bagaimana berbagai faktor ini berinteraksi dan mempengaruhi pengalaman overburden gender. Teori feminis menyoroti ketidakadilan gender yang terjadi dalam masyarakat dan menekankan pentingnya kesetaraan gender. Sosiologi memberikan pemahaman tentang konstruksi sosial yang membentuk peran dan harapan gender dalam masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita dapat melihat bagaimana berbagai faktor ini berinteraksi dan mempengaruhi pengalaman overburden gender. Untuk membedah fenomena overburden ini, kita dapat menggunakan pendekatan teori feminis dan sosiologi.

Pendekatan teori feminis

Dalam membedah fenomena overburden menyoroti ketidakadilan gender yang terjadi dalam masyarakat. Teori feminis menekankan pentingnya kesetaraan gender dan mengkritisi struktur sosial yang memihak pada laki-laki dan menindas perempuan. Dalam konteks overburden, teori feminis melihatnya sebagai hasil dari penindasan dan ekspektasi yang tidak adil terhadap perempuan.

Dalam masyarakat, seringkali perempuan diharapkan untuk mengambil tanggung jawab yang berlebihan dalam hal pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, dan merawat anggota keluarga lainnya. Hal ini dapat menyebabkan beban yang berlebihan pada perempuan, karena mereka harus mengatasi tuntutan tersebut sambil juga menjalankan peran dan tanggung jawab lainnya di luar rumah tangga.

Selain itu, teori feminis juga menyoroti adanya perbedaan perlakuan dan penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan. Pekerjaan rumah tangga yang sering kali dianggap sebagai pekerjaan "tidak berharga" atau "tidak berbayar" oleh masyarakat, sehingga tidak diakui secara sosial maupun ekonomi. Hal ini dapat menyebabkan perempuan merasa kurang dihargai dan terbebani secara emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun