Mohon tunggu...
RM TPA
RM TPA Mohon Tunggu...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Banda Aceh, 12 Agustus 1991 S-1 Pend. Matematika FKIP Unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Cut Nyak Dhien, Malahayati, RA. Kartini tapi Ibu Pahlawan Perempuan Sejati!

22 April 2016   22:33 Diperbarui: 22 April 2016   22:37 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ibu adalah Pahlawan Sejati bagi saya"][/caption]Cut Nyak Dhien, Malahayati, RA. Kartini adalah pahlawan bangsa. Ketiga-tiganya adalah perempuan-perempuan yang patut untuk dibanggakan oleh rakyat Indonesia. Para perempuan ini tidak hanya sekedar pahlawan bagi Indonesia tapi pahlawan bagi anak-anaknya.

Bagi saya mereka bertiga adalah sekedar pahlawan yang disematkan karena jasa-jasa yang telah mereka berikan kepada Bangsa dan Negara. Namun, dibalik sosok mereka bertiga tersebut ada satu perempuan yang sangat berjasa pada hidup kita yaitu Ibu.

Ya sosok seorang Ibu adalah sosok yang pahlawan bagi seluruh orang di dunia. Tanpa Ibu takkan ada yang namanya Cut Nyak Dhien maupun RA. Kartini. Ibu mengandung selama 9 bulan lamanya, membawa kita kemana-mana ketika masih dalam kandungan, mempertaruhkan nyawanya pada saat akan melahirkan kita ke dunia ini. Sosok Ibu sudah seharusnya kita sanjung setinggi langit, kita hormati dan kita banggakan.

Hai manusia, hormati ibumu

Yang melahirkan dan membesarkanmu
Darah dagingmu dari air susunya

Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya

Dialah manusia satu-satunya

Yang menyayangimu tanpa ada batasnya
Doa ibumu dikabulkan Tuhan

Dan kutukannya jadi kenyataan

Ridla Ilahi karena ridlanya

Murka Ilahi karena murkanya
Bila kau sayang pada kekasih

Lebih sayanglah pada ibumu

Bila kau patuh pada rajamu

Lebih patuhlah pada ibumu
Bukannya gunung tempat kau meminta

Bukan lautan tempat kau memuja
Bukan pula dukun tempat kau menghiba

Bukan kuburan tempat memohon doa

Tiada keramat yang ampuh di dunia

Selain dari doa ibumu jua

(Keramat oleh Rhoma Irama, Dipopulerkan oleh Lesti D’Academy)

Lagu tersebut mengambarkan bahwa sudah seharusnya kita lebih patuh pada orang tua kita. Memang doa Ibu adalah doa yang paling mustajab dan mampu dikabulkan oleh Sang khalik. Rasulullah SAW saja menyebut nama Ibu tiga kali baru nama bapak.

Kenapa saya membandingkan ketiga pahlawan perempuan dengan Ibu karena dari kemarin sampai hari ini masih ada segelintir orang yang memperdebatkan untuk apa ada hari kartini atau kenapa tidak ada hari yang memperingati Cut Nyak Dhien.

Sebenarnya bukan mereka bertiga saja pahlawan masih banyak lagi perempuan-perempuan yang berjasa pada masa Kemerdekaan dulu, terkadang kurangnya terekspos oleh media atau ahli sejarah.

Ketiga pahlawan itu berasal dari daerahnya masing-masing, seperti Cut Nyak Dhien dan Malahayati adalah pahlawan asal Aceh yang berjuang pada saat masa penjajahan dulu. Seharusnya Pemerintah daerah Aceh yang memperingati hari kelahirannya. Kalau memang RA. Kartini dari Jawa maka kalau orang Aceh tidak mau merayakannya ya tidak apa-apa, karena harus saling memprovokasi dan ribut lewat postingan.

Seharusnya Para Ahli Sejarah atau Budayawan Aceh memberikan masukan kepada Pemerintah Aceh untuk memasukkan hari lahir Cut Nyak Dhien atau pahlawan Aceh lainnya sebagai hari peringatan daerah. Kalau Indonesia mau mengikutinya silahkan, kalau tidak ya tidak apa-apa. Memang tidak bisa dipungkiri kalau Aceh banyak menyumbang bagi kemerdekaan Indonesia, namun ya begitulah kalau mereka melupakan jasa orang Aceh kita bisa apa? Maka kitalah orang Aceh yang membangun kembali Budaya dan Sejarah itu di daerah kita agar anak cucu kita kedepan tidak buta akan sejarah.

Terlepas dari itu semua bagi saya pribadi, pahlawan perempuan adalah seorang Ibu. Ibu adalah sosok penting dalam hidup kita semua. Hargai dan jangan durhakai Ibu mu karena segala Ridha dan Murka Tuhan adalah Ridha dan Murka Ibu. Jangan seperti kisah Malin Kundang yang durhaka terhadap Ibunya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun