Mohon tunggu...
HIDAYAH RAHMAD
HIDAYAH RAHMAD Mohon Tunggu... Lainnya - -HnR-

Pekerja Profesional dan Interpreter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadhan: Membiasakan Kebiasaan Baik

28 April 2021   10:36 Diperbarui: 3 Mei 2021   15:02 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pemuda bertanya kepada gurunya dalam sebuah kajian Tarhib Ramadhan, "Abah, kenapa di bulan Ramadhan kita begitu semangat untuk beribadah, sedangkan setelah Ramadhan berlalu semangat itu pun seakan hilang tak berbekas?"

"Karena di dalam Bulan Ramadhan semua yang ada di sekitar kita memotivasi untuk berbuat kebaikan. Namun, ketika Ramadhan usai, semua itu ikut lenyap. Sedangkan diri kita belum terbiasa dalam kebaikan di luar Ramadhan." Jawab sang guru.

Allah menjadikan waktu satu bulan penuh sebagai Ramadhan-waktu pendadaran- untuk hambaNya. Waktu cukup untuk belajar,  yang juga menjadi bukti atas kemurahanNya. Di mana setiap detik, menit, jam, dan hari selama sebulan dipenuhi dengan keberkahan dan pahala yang berlipat. DibukaNya lebar pintu ampunan atas dosa dan kesalahan.

Lantas apa makna yang dapat kita kais dari dipertemukannya kita dengan waktu sebulan yang penting itu? Jawabannya adalah supaya kita mampu membiasakan diri. Terbiasa dengan semangat dalam berbuat kebaikan. Terbiasa dengan semangat menahan diri dari keburukan. Kemudian menerapkan kebiasaan itu pada hari-hari setelah Ramadhan. Sepanjang tahun, terus menerus sepanjang kehidupan. Waktu sebulan Ramadhan adalah kawah candradimuka bagi orang mukmin.

Orang Shalih dahulu menjadikan Ramadhan sebagai pusat putaran waktu dan momentum terbaik untuk memperbaiki diri. Menjadikan Ramadhan selalu terhubung dengan dirinya. 

Ketika Ramadhan berlalu, mereka tetap terjaga semangatnya seraya berdoa kepada TuhanNya selama setengah tahun agar ibadah Ramadhannya yang lalu diterima. Kemudian setengah tahunnya lagi bersiap dengan semangat lebih baik seraya memohon agar umurnya disampaikan kepada Ramadhan berikutnya. Ramadhan seolah menjadi inti kehidupan.

Dari itu, pantaslah seorang ulama pernah berwasiat, bahwa salah satu tanda mereka yang sukses melewati Ramadhan adalah adanya nilai Ramadhan yang membekas pada kehidupan setelahnya.

Jika Ramadhan adalah waktu sebulan yang menjadikan kita ringan untuk beribadah, setelah ramadhan harus tetap ringan beribadah, bahkan lebih baik. Jika selama Ramadhan menjadikan kita tangguh menahan diri dari keburukan, selepas Ramadhan harus tetap tanguh, bahkan lebih kuat. Itulah yang disebut kita telah terbiasa. Kebiasaan Ramadhan yang terbawa dalam sebelas bulan berikutnya. Dan begitu seterusnya sampai Ramadhan kembali ditemui.

***

Disampaikannya usia kita pada bulan Ramadhan adalah tanda kecintaan Allah kepada kita. Allah begitu memahami kondisi hambaNya, untuk menjadi terbiasa seorang hamba tidak cukup hanya dengan latihan sekali dua, atau sehari dua hari. Melainkan butuh perulangan dalam waktu yang memadai, dalam batasan kemampuan untuk dijalani. Di sanalah Allah meletakkan kasih sayang dan kebijaksanaanNya.

Semoga hari-hari Ramadhan yang saat ini dijalani, akan mencukupkan kita semua untuk belajar menjadi istiqomah dengan segala kebiasaan yang baik. Terbiasa selama Ramadhan, dan kemudian menjadi kebiasaan sepanjang hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun