Mohon tunggu...
HIDAYAH RAHMAD
HIDAYAH RAHMAD Mohon Tunggu... Lainnya - -HnR-

Pekerja Profesional dan Interpreter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keterbatasan

16 Juni 2020   15:29 Diperbarui: 7 Juli 2022   09:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
brick-wall (peqsels.com)

Allah memberikan apa pun kepada makhluknya sesuai dengan kadarnya. Kita diberikan kemampuan untuk melihat, mendengar, mengingat, dan apa pun itu semua ada titik batasnya. Dia yang telah menciptakan kita, Dia pula yang mengerti bagaimana melindungi kita. Dia adalah sebaik baik pelindung. Setidaknya prinsip inilah yang harus kita pahami untuk melihat sebuah keterbatasan.

Allah memberikan kepada kita pengetahuan, sehingga dengan pengetahuan itu kita merancang sebuah gagasan dan cita. Kemudian kita diberikan keleluasaan untuk berupaya dan memperjuangkan cita-cita tersebut. 

Akan tetapi, Allah telah letakkan batasan akan kemampuan kita dalam berusaha, baik itu kita sadari atau tanpa kita sadari. Dalam batasan itulah terdapat bentuk kasih sayang Allah kepada kita hambaNya. Setiap keterbatasan yang Allah berikan, semata untuk melindungi kita dari kondisi yang sesungguhnya tak mampu untuk kita terima atau bahkan kita lawan.

Seperti halnya keterbatasan mata untuk melihat, dengan itu Allah hendak melindungi kita dari apa yang tidak mampu untuk kita lihat. Begitupun keterbatasan kita dalam mendengar adalah sebagai bentuk perlindungan yang Allah berikan kepada kita dari apa yang tidak mampu untuk telinga ini dengarkan. 

Sedangkan keterbatasan kita dalam berusaha adalah untuk melindungi hati dan jiwa kita dari sifat sombong yang menghancurkan. Sehingga ketika upaya kita terbentur pada dinding pembatas, kita akan menyadari keterbatasan kita dan kembali kepadaNya. Dalam keterbatasan itu kita akan memohon untuk diberikan jalan lain, dan kekuatan baru untuk terus melaju.

Ada orang begitu cepat melihat letak batasan-batasan pada dirinya, sehingga ketika dia berjalan dan menjelang sampai pada titik tertentu, dia akan pelankan langkah kemudian berhenti. Ada pula mereka yang sulit mengenali batasan-batasan itu, sehingga sering kali harus menabraknya baik pelan atau keras, dan barulah dia yakin itu batas kemampuannya, kemudian dia baru akan berhenti.

Batasan itu Allah letakkan bukanlah sebagai titik pemberhentian dari sebuah perjuangan, melainkan sebagai tempat untuk sejenak kita mengambil jeda, kemudian berfikir dan mengevaluasi dari apa yang telah kita lakukan, sebelum kembali berjalan dengan cara yang berbeda apabila dirasa ada yang salah.

Sadar akan keterbatasan itu akan membawa kita kepada upaya juang yang tidak menyakitkan, dan kebergantungan yang menguatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun