Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

(Menjadi) Introvert Bukan Aib!

6 November 2019   09:38 Diperbarui: 6 November 2019   14:00 2505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi introvert (shutterstock)

Saya yang introvert mencoba menempatkan posisi saya sebagai ketua dengan berdialog bersama warga, speech, dan berusaha friendly di depan anak-anak sekolah dasar.

Orang dengan kepribadian introvert bukannya tidak bisa melakukan apa-apa, justru orang dengan kepribadian introvert rata-rata adalah orang yang bertanggung jawab, memiliki jiwa pemimpin, dan juga berwawasan luas. 

Sedangkan di luar sana, banyak sekali orang yang meremehkan seorang introvert hanya karena "selalu sendirian". Saya ingin bercerita tentang pengalaman saya sendiri sebagai seorang introvert.

Selepas wisuda, tepatnya H+3, saya diterima pada sebuah perusahaan sebagai Quality Control Analyst, sebuah jabatan yang secara awam tidak mungkin bisa dipegang oleh seorang introvert karena harus mengaudit pekerjaan orang lain. 

Namun saya yang merasa tidak cocok dengan manajemen pada perusahaan itu, memilih untuk resign dan mulai fokus untuk menulis.

Basic saya dari dulu memang menulis, tetapi tuntutan mendapatkan pekerjaan kantoran datang dari Ibu saya. Teman-teman saya mengira bahwa saya yang pengangguran tidak memiliki banyak income, terlebih hasil dari menjual buku tidaklah besar. 

Beberapa bulan yang lalu, mantan sahabat saya berkata bahwa "jika buku saya diberikan kepada temannya yang seorang penulis, pasti buku saya akan dijadikan ganjelan kursi."

Kalimat itu teramat menyakitkan, tetapi saya berusaha sabar karena mantan sahabat saya itu merupakan pacar dari teman baik saya. Pengalaman mendapatkan peremehan bukan hanya sekali atau dua kali, tapi banyak hingga saya tidak bisa mengingat berapa kali "remehan" itu saya terima.

Tahukah kalian, terkadang saya ingin sekali bersikap sombong kepada orang yang meremehkan saya, dan terus saja menghujani pertanyaan sinis "sekarang kerja di mana?". Ingin sekali saya berkata kepada teman saya itu, "gaji saya lebih banyak dari gajimu jika aku mengambilnya sebulan sekali."

Sebagai bahan informasi, saat ini dipercaya oleh Ibu saya untuk mengurusi bisnis kuliner miliknya, dan saya sengaja mengambil honor sehari sekali. 

Jika diglobalkan, total pendapatan saya tiap bulan lebih dari 4 juta rupiah dan belum dtambah dengan royalti hasil menjual buku, sedangkan banyak dari teman saya yang rata-rata penghasilan per bulan sebesar 2,2 juta rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun